Selasa, 02 September 2008

jadi kaya? anda harus "puasa"

Jadi Kaya? Anda Harus "Puasa"!
Tuesday, September 02, 2008

Setiap kali datang bulan dimana ibadah puasa dijalankan, saya sebagai seorang non muslim turut dalam kesenangan menjalankan masa puasa itu. Buat saya masa itu, sebagai sebuah refleski diri tentang banyak hal. Dari mulut yang mudah sekali berteriak dan mengucapkan kata-kata tak senonoh, sampai kehidupan keuangan yang tak terkontrol, tentu termasuk mengontrol konsumsi makanan yang acapkali banyak tak bergunanya untuk kesehatan. Tentu, tak lupa melihat kembali betapa beruntungnya kehidupan saya, dan seringkali lupa dengan banyak orang yang berkekurangan.
Secara singkat, masa puasa merupakan waktu saya untuk memikirkan kekayaan. Kekayaan duniawi yang tidak berakhir dengan memiliki account di tiga bank local dan tiga bank di luar negeri, tetapi juga kekayaan batin, yang memampukan saya melihat setiap situasi dengan kacamata yang lebih bijaksana. Justru yang disebut terakhir lah yang memampukan yang duniawi terwujud.
Maka ketika hari berpuasa sedang dijalankan, saya menyarankan Anda duduk dengan tenang untuk tidak hanya merenungkan ke dua kekayaan di atas, tetapi kemudian melakukan eksekusinya. Karena dahulu, saya itu senangnya cuma merenung, memiliki impian besar tetapi tak pernah menjalankan eksekusinya. Karena, mimpi dan merenung itu enak. Diam saja dan membiarkan pikiran terbang kemana-mana, sedangkan action untuk mewujudkannya lebih banyak menderita dan jalan panjang yang berliku serta naik dan turun itu melelahkan batin, dan berakhir dengan tidak terwujudnya mimpi besar itu. Dan kemudian merenung lagi, bermimpi lagi. Meski versinya berbeda.
Maka dari pada saya hanya mengumpulkan mimpi saja dan menjadikannya beberapa seri mimpi, maka sejak tiga tahun belakangan saya berhenti bermimpi dan melihat kembali pada buku mimpi itu dan melakukan actionnya. Jadi saya tak lagi menciptakan mimpi baru, tetapi mewujudkan mimpi lama saya. Salah satunya menjadi kaya. Fisik dan jiwa.
Kaya. Kata itu seperti seks. Semua orang berminat untuk itu. Bahkan kadang ada yang ketagihan. Anda tak percaya? Coba perhatikan artikel saya di situs ini, berapa banyak yang membaca tulisan yang berhubungan dengan kaya? Banyak sekali, saudara-saudara, apalagi kalau dibandingkan artikel yang lainnya. Maka kali ini saya akan membicarakan bagaimana menjadi kaya. Anda tak perlu membaca banyak buku untuk itu. Anda hanya perlu mengontrol diri Anda. Anda perlu puasa, dari berbagai macam hal.
Dan kalau masa berpuasa berakhir, kontrol diri Anda tak berarti memiliki masa kadaluwarsa hanya tiga puluh hari semata. Anda mau kaya seumur hidup? Maka jalani masa puasa seumur hidup juga! O..o..saya tak mau mendengar Anda mengeluh berpuasa seumur hidup. Karena kalau Anda berhenti, bisa jadi kekayaan Anda hilang bersama berhentinya Anda berpuasa.
Berpuasalah dari bermimpi terlalu muluk. Lihat kemampuan Anda. Saya dicekoki dengan peribahasa raihlah cita-citamu setinggi langit. Saya merasa dikibuli dengan peribahasa itu. Untuk pergi ke langit saya memerlukan kemampuan. Dan kemampuan saya dengan Anda berbeda bak langit dan bumi. Saya jadi frustrasi, karena Anda bisa setinggi lamgit, saya cuma setinggi dengkul. Karena saya baru menyadari pergi ke langit memerlukan senjata. Kepandaian, kejelian, sensitivitas dan sebagainya. Maka dahulu saya protes sama Tuhan, mengapa orang lain pandai, dan saya tidak. Dan sampai pada hari ini, saya tak selalu iri pada orang pandai, dan bukan pada orang kaya. Maka kalau Anda tidak mampu, Tanya pada mereka yang mampu.Uang Anda harus bertumbuh. Anda juga harus belajar meski tak bisa mengalahkan yang pandai. Yang penting menumbuhkan kekayaan tak bisa dengan kepala kosong.
Berpuasalah dari tidak memiliki rencana jangka pendek dan panjang. Membuat rencana berapa pun jangkanya, Anda yang menentukan, bukan orang lain. Penentuan ini didasari tiga hal penting. Besarnya income yang Anda miliki, besarnya pengeluaran, dan keinginan yang Anda cita-citakan. Teman saya hanya punya income lima juta rupiah, setelah dipotong biaya pengeluaran ia hanya mengantongi satu juta rupiah saja, dan ia bercita-cita tinggal di apartemen karena bosan tinggal di kos-kosan. Harga sewa apartemen saja sudah sudah dua juta perbulan tanpa perabotan. Dia mengsms saya, dengan kalimat penutup, pusying akyu, Mas.
Tentu saja pusing. Karena ia membiarkan dirinya dipusingkan dengan cepat-cepat mewujudkan rencana jangka panjangnya pada rencana jangka pendek. Saya menyarankan ia untuk tidak membuat alasan kebosanan menjadi alasan untuk membiarkan dirinya kelabakan. Itu yang dahulu terjadi pada hidup saya, mau cepat-cepat enak. Tak mau susah lama-lama.
Berpuasalah dari berpikir menjadi kaya itu adalah semudah membalikkan tangan, kecuali Anda memang beruntung punya orang tua kaya raya seperti teman saya, yang sekarang sudah mencapai usia 34 tahun masih belum punya pekerjaan dan asik-asik mengelilingi bumi bersama teman-temannya. Atau Anda memang jadi simpanan orang kaya raya. Itu lain persoalannya.
Anda lihat sekarang ini, saat Anda menjalankan ibadah puasa. Anda harus bangun pagi sekali, kemudian tetap melakukan aktifitas seperti biasa, tidak ada acara makan siang selama tiga puluh hari, baru menyantap makanan setelah sekian jam.. Hari-hari pertama mungkin susah sekali untuk menjalankannya, karena selama sekian bulan Anda bisa tidur dan bangun dengan nyaman, bisa makan siang sambil mengobrol dengan teman dengan mengkorup waktu isitrahat yang satu jam menjadi dua jam dan mengatakan pada bos Anda, kalau sedang bersama klien, bernama pacar, teman atau bahkan kakak sendiri. Tetapi setelah itu, Anda akan merasakan hasilnya. Penguasaan diri. Dan saya yakin, setelah berat bangun pagi-pagi beberapa hari pertama, maka rasa berat itu menjadi hilang karena tubuh Anda sudah terbiasa karenanya.
Jadi terbiasalah dengan kedisplinan Anda berpuasa. Anda tak lagi merasakan itu menjadi sebuah beban. Investasi, menabung, mengontrol pengeluaran, hanya merupakan sekian cara berpuasa dari hidup yang menghamburkan dari hal-hal yang tak berguna. Percaya saya, Anda akan kaya. Saya sudah melewati masa itu. Masa berpuasa, maksudnya, dan sekarang saya masih tetap menjalankannya. Oleh karenanya, saya sekarang kaya. Seperti dalam artikel saya yang terdahulu, kaya adalah sebuah situasi dimana Anda memiliki status keuangan yang sehat. Berpuasalah!