Minggu, 31 Agustus 2008

saham

Barangkali memang sudah saatnya masyarakat kita didorong dan diencourage untuk memindahkan uangnya yang semula ngendon di bawah bantal untuk diinvestasikan supaya bisa lebih menggairahkan roda perekonomian kita. Apalagi, banyaknya sektor usaha informal yang marak belakangan ini, setidaknya menunjukkan bahwa dalam masyarakat ada arus perputaran uang yang tidak bisa dibilang sedikit.
Saham adalah salah satu produk keuangan. Kita mengenal pasar finansial yang terbagi dalam pasar modal dan pasar uang. Saham termasuk produk pasar modal yang merupakan bukti kepemilikan kita terhadap perusahaan yang menerbitkan sertifikat saham tersebut. Saham ada nilai intrinsik maupun nilai aktualnya. Untuk bertransaksi saham juga ada aturan main tersendiri. Tapi uraian tentang itu tidak akan saya jelaskan di sini karena sudah banyak tulisan yang membahas tentang itu.
Bermain saham, seperti juga wahana investasi lain atau seperti juga menjalankan usaha, ada tips dan trik yang bisa dipelajari. Kebanyakan memang menganggap saham hanya sebagai instrumen finansial yang dipelajari dan dipahami secara left-brain thinking only. Padahal, esensi utamanya bukan berada di situ.
Dan, berikut beberapa tips dan trik yang mungkin bisa Anda baca dan mungkin Anda praktekkan sendiri:
Perlakukan saham sebagai “human”, bukan dipahami semata-mata ”by the book” saja. Lihat juga orang-orang yang mengelolanya, pemain di belakangnya (market maker, player, follower) dan karakteritik masing-masing, baru kemudian masuk ke analisis dan tools yang digunakan.
Jangan sepenuhnya percaya pada data-data keuangan, apalagi yang belum diaudit dan/atau belum disahkan oleh Bapepam. Indonesia adalah salah satu contoh emerging market, dan karakteristik utama dari pasar seperti ini adalah data yang seringkali unreliable. Jadi, tetaplah bersikap konservatif dan hati-hati.
Ada baiknya Anda mulai dengan mengoleksi saham-saham blue chip yang turun harganya karena sentimen right issue. Tak apa, dalam waktu yang tidak terlalu lama, biasanya harganya segera terkoreksi dan merangkak naik. Return saham-saham blue chip biasanya average, tapi cukup layak untuk dipegang dalam jangka waktu lama.
Anda juga bisa mengikuti aksi yang dilakukan para bandar. Bermainlah sedikit dengan saham gorengan. Biasanya, saham ini tidak terlalu banyak peredarannya sehingga mudah dikatrol dan dipermainkan harganya. Ciri-cirinya, volume transaksi saham ini cukup besar dan nilainya turun tapi kemudian perlahan-lahan naik. Sekali lagi, hati-hati karena tren bisa segera berbalik dengan cepat dan gunakan hanya jika ada uang berlebih.
Disiplin. Tetapkan batas atas dan batas bawah. Misalnya, 33% di atas dan 5% di bawah. Taati aturan itu dan jangan sekali-kali mengikuti nafsu dan emosi Anda. Kalau Anda berani mengambil resiko, tidak apa-apa tanpa cut loss, kecuali 1) Anda pakai margin, 2) harga saham sudah tergolong tinggi, dan 3) ketika Anda masuk, harga atau tren berbalik arah.
Tekun dan geluti secara serius. Lakukan analisis dan review portofolio secara berkala. Saya sarankan untuk memegang tidak lebih dari 9 jenis saham saja. Fokus pada maksimal 3 saham dan hold 1-2 saham untuk tetap dipegang untuk satu tahun. Kemampuan manusia terbatas, jadi baiknya jangan terlalu greedy.
Belajar fundamental ekonomi global dan emiten tertentu adalah suatu keharusan. Lebih baik lagi jika Anda juga mengikuti selalu berita nasional dan mengamati korelasinya dengan gerakan di bursa.
Simak karakteristik unik bursa. Misalnya, biasanya ada kecenderungan naik sekitar April-Mei sebagai antisipasi publikasi laporan keuangan dan pembagian dividen (sell). Sebaliknya, pada bulan September-Oktober seperti sekarang, biasanya kecenderungan turun karena sepi, tidak ada berita dan aktivitas (buy). Sementara pada akhir tahun ada kecenderungan naik, sebagai antisipasi window dressing dan menyambut january effect (sell). Pada bulan Februari-Maret, biasanya terjadi koreksi pasca window dressing dan january effect (buy). Begitu seterusnya.
Broker juga manusia. Ajak mereka makan siang dan make friendship. Lakukan saja dengan tulus. Jangan pernah mengharapkan Anda akan mendapatkan insider information dari sini. Selain tidak etis, hal itu juga melanggar hukum (ilegal).
Mohon bimbingan yang di atas. Percayalah bahwa banyak variabel yang berpengaruh tetapi berada di luar kendali kita. Di situlah peran tangan Tuhan berkuasa. Dan ketika Anda mendapatkan gain, jangan lupa sumbangkan sebagian dari apa yang Anda terima dan tetaplah bersikap rendah hati. Investor besar yang saya tahu rata-rata orang yang low profile, sederhana, dan tidak suka banyak bicara.
Terakhir, ada quote menarik yang saya ambil dari salah satu buku, sayang saya lupa siapa penulisnya. Bunyinya, kalau tidak salah, ”You have to trade what you see, not what you think. And only a detached and unemotional state of minds allows us to make our decisions objectively.” See?
Informasi, analisis/strategi, sikap mental dan emosi, serta luck, tetap merupakan faktor utama yang menunjang keberhasilan Anda. Tiga faktor pertama bisa Anda pelajari, namun satu faktor terakhir hanya bisa Anda dapatkan dengan mendekatkan diri dengan yang di atas.
Inilah saatnya Anda bergerak. You have to trade. You must change your self from learning to take a trade from cold blooded readiness to read on valid signal.
Good luck!

Reksa Dana

Memang pernah disinggung sebelumnya soal investasi dan cara cepat untuk kaya, namun kali ini saya akan coba mengulas lebih detil soal investasi di reksadana. Seperti yang Anda mungkin sudah tahu, reksadana (mutual fund) adalah wahana yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat (pemodal) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi (MI). Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa di antaranya.
Orang bilang jangan letakkan telur-telur Anda dalam satu keranjang. Maksudnya, untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan risiko perlu dilakukan diversifikasi agar bila terjadi kerugian pada satu aset, masih bisa di-cover dengan aset lain untuk menghindari kerugian maksimal. Konsekuensinya, kita perlu membangun suatu
portofolio aset, yakni sekumpulan aset dengan berbagai profil risiko yang berbeda seperti saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Repotnya, untuk membangun portofolio ideal diperlukan dana yang relatif besar; hitung-hitungan saya, paling tidak perlu Rp 10 miliar.
Reksadana kemudian muncul sebagai solusi agar pemodal tak lagi kesulitan dalam berinvestasi. Kesulitan berupa dana yang mepet, keterbatasan pengetahuan dan informasi, kurangnya waktu dan tenaga untuk memonitor portofolio, dan risiko-risiko lain dapat diatasi dengan reksadana. Sebagai gambaran, penduduk Indonesia saat ini sekitar 230 juta jiwa, namun dana yang terkumpul dalam reksadana baru sekitar Rp 60 triliun saja (2006). Itu artinya reksadana masih merupakan wahana yang bagus dan potensial untuk berinvestasi.
Keuntungan Berinvestasi di Reksadana
Investor memiliki akses untuk menyusun portofolio dari beragam instrumen investasi yang sulit (dan mahal) untuk dilakukan sendiri.
Diversifikasi secara otomatis. Portofolio investor dengan sendirinya akan tersebar ke beragam aset sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Barrier to entry rendah. Siapapun bisa memulai berinvestasi reksadana as low as Rp 500 ribu saja.
Investasi dikelola oleh MI profesional dengan administrasi oleh kustodian dan diawasi secara ketat oleh Bapepam LK.
Hasil investasi reksadana bukan (belum) menjadi obyek pajak. Kupon dari obligasi hingga saat ini juga belum menjadi obyek pajak.
Likuiditas tinggi. Unit penyertaan dapat dibeli atau dijual kembali setiap hari bursa melalui MI.
Investor institusional seperti dana pensiun, bank, perusahaan swasta, juga dapat memetik keuntungan dari reksadana.
Bagi pemerintah dan perusahaan emiten, reksadana merupakan salah satu sumber dana investasi yang dapat menjangkau investor secara luas sehingga dana terkumpul bisa jauh lebih besar.
Jenis-jenis Reksadana
Berdasar aturan hukumnya, reksadana dibagi menjadi:
Reksadana berbentuk perseroanPerseroan menghimpun dana dengan menjual saham perdana (IPO), kemudian menggunakan dana tersebut untuk diinvestasikan dalam berbagai jenis efek.
Reksadana terbuka (open-end investment company); dimana investor bisa membeli saham dari reksadana dan menjual kembali tanpa dibatasi jumlah saham yang diterbitkan.
Reksadana tertutup (close-end investment company); investor hanya bisa melakukan jual beli melalui bursa efek dimana saham reksadana tersebut tercatat dengan jumlah tertentu.
Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)Ini bentuk yang paling lazim, dimana ada kontrak antara MI dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan (UP). MI diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian memiliki wewenang untuk melakukan penitipan kolektif. Reksadana KIK tidak menerbitkan saham melainkan melalui UP sampai sebesar jumlah yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Investor yang berpartisipasi akan mendapat bukti penyertaan berupa surat konfirmasi dari bank kustodian.
Menurut portofolio investasinya, reksadana dibagi menjadi:
Reksadana Pasar UangReksadana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek pasar uang, yaitu efek utang berjangka kurang dari satu tahun seperti SBI, deposito, dan sebagainya. Tingkat risiko (dan return) relatif paling rendah. Reksadana ini cocok untuk jangka pendek sebagai pelengkap tabungan atau deposito. Tidak ada biaya pembelian dan penjualan kembali. NAB/NAV per UP selalu “di-reset” Rp 1.000 setiap harinya.
Reksadana Pendapatan TetapReksadana yang setidaknya 80% alokasi investasinya pada efek utang jangka panjang. Potensi risiko dan return lebih besar daripada tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang. Cocok untuk investasi jangka menengah (kurang dari 5 tahun). Ada sebagian reksadana yang membagikan keuntungan berupa dividen secara berkala.
Reksadana SahamReksadana yang melakukan investasi sekurangnya 80% dari portofolio ke efek ekuitas (saham). Dibanding reksadana lain, potensi risiko dan return relatif paling tinggi dan cocok untuk jangka panjang (3 tahun atau lebih).
Reksadana CampuranAlokasi aset merupakan kombinasi antara efek ekuitas dan efek hutang yang tidak termasuk dalam kategori di atas. Potensi risiko dan return biasanya berada di antara reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham.
Manajer Investasi (MI)
Dialah yang bertanggung jawab mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana. MI take care terhadap setiap kegiatan investasi, mulai dari analisis investasi, pengambilan keputusan, monitoring pasar, atau mengambil tindakan emergency yang sekiranya diperlukan. MI harus mendapat ijin dari Bapepam LK. MI mendapat imbalan jasa dalam bentuk management fee, performance fee, dan entry/exit fee.
Bank Kustodian
Adalah pihak yang memegang dana investasi sehingga dana investor tidak dipegang langsung dan/atau disalahgunakan oleh MI. Bank kustodian mengawasi setiap penggunaan dana. Biasanya merupakan bank umum yang disetujui Bapepam LK untuk menyelenggarakan jasa kustodian atau penitipan efek secara kolektif dan harta lain serta menerima dividen, bunga, atau hak-hak lainnya. Bank kustodian mengutip custodian fee sekian persen dari dana kelolaan yang dipotong langsung dari NAB/NAV.
Selain sebagai lembaga penitipan dan pengamanan, bank kustodian juga merupakan administrator yang mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya dan bertugas menghitung NAB/NAV setiap jenis reksadana KIK per akhir hari bursa untuk kemudian diumumkan melalui media. Bank kustodian juga berfungsi sebagai transfer agent, yang mencatat seluruh transaksi seperti pembelian (subscription) atau pencairan (redemption) yang dilakukan tiap nasabah.
Selain menyelesaikan transaksi efek, bank kustodian akan memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti atas setiap transaksi reksadana. Kalau investor melakukan transaksi langsung ke perusahaan pengelola reksadana, tanda bukti akan diberikan langsung kepada investor. Sementara bila investor bertransaksi melalui selling agent (seperti bank), biasanya tanda bukti “dititipkan” di selling agent tersebut.
Prospektus Reksadana
Buat sebagian orang mungkin merupakan dokumen yang garing dan membosankan. Tapi sesungguhnya prospektus adalah bacaan wajib yang perlu dipahami dan dijadikan acuan sebelum investor melakukan investasi di reksadana. Biasanya prospektus mendeskripsikan satu jenis reksadana, namun kadang mendeskripsikan juga beberapa reksadana sekaligus yang dikelola oleh perusahaan pengelola reksadana yang sama.
Periode perhitungan reksadana biasanya dimulai 1 Januari berakhir 31 Desember. Pada tiap periode tersebut biasanya prospektus diterbitkan oleh perusahaan pengelola reksadana. Berikut beberapa bagian penting dalam prospektus reksadana:
Sampul depan (front cover)Memuat tanggal efektif reksadana pertama kali dikenalkan, tanggal mulai penawaran, pernyataan disclaimer, penjelasan singkat tentang reksadana (bentuk, tujuan, komposisi), informasi penawaran (jumlah UP, NAV/NAB, biaya-biaya, minimum pembelian), MI, bank kustodian, dan tanggal penerbitan prospektus.
Istilah dan definisi
Informasi/keterangan reksadana yang ditawarkanPada bagian ini berisi berisi mengenai dasar hukum reksa dana, pembentukan reksa dana, penawaran umum, pihak-pihak yang menempatkan dana awal, manfaat dari investasi pada reksa dana yang ditawarkan, dan pengelola reksa dana.
Manajer investasi
Bank kustodian
Tujuan dan kebijakan investasiSesuai Peraturan Bapepam LK No. IV.B1 mengenai Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk KIK perlu dijelaskan tentang tujuan dan kebijakan investasi reksadana yang ditawarkan, batasan-batasan, kebijakan pembagian keuntungan (profit-sharing), dan proses investasi itu sendiri.
Metode penghitungan nilai pasar wajarBiasanya memuat Surat Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-24/PM/2004 19 Agustus tentang tata cara penghitungan nilai pasar wajar dari efek portofolio reksadana.
Perpajakan
Faktor-faktor risiko
Imbalan jasa dan alokasi biaya
Hak-hak pemegang unit penyertaan
Pembubaran dan likuidasi
Pendapat dari segi hukum
Pendapat akuntan tentang laporan keuangan
Tata cara dan persyaratan pembelian UP
Tata cara dan persyaratan penjualan kembali UP
Tata cara dan persyaratan pengalihan UP
Skema pembelian dan penjualan kembali UP
Penyebarluasan prospektus dan form pembelian UP
Laporan Keuangan Tahunan Reksadana
Tiap periode (tahun) perusahaan pengelola reksadana harus mengeluarkan laporan keuangan akhir tahun yang diaudit oleh auditor independen. Biasanya disertakan juga surat pemegang saham (shareholder letter) yang ditulis oleh presiden direktur atau MI yang berisi tinjauan tujuan investasi dan kinerja selama periode tersebut. Biasanya dibandingkan juga (benchmarking) kinerja reksadana dengan parameter industri seperti IHSG atau JII.
Laporan tahunan dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk membandingkan pertumbuhan reksadana selama periode tertentu dan menjelaskan komposisi/persentase instrumen efek yang dimiliki. Laporan ini juga memaparkan NAB/NAV serta laba bersih yang diperoleh. Selain dari laporan tahunan, NAB/NAV lazim dimuat di surat kabar/majalah terkemuka dan situs internet seperti
Bisnis Indonesia (registrasi gratis).
Laporan tahunan juga memuat posisi aktiva dan pasiva di penutupan pasar saham dan obligasi pada tanggal pelaporan. Aktiva adalah seberapa banyak investasi yang dilakukan di pasar, jaminan yang dipegang untuk dipinjamkan, serta piutang yang dimiliki. Pasiva adalah jumlah utang yang digunakan untuk membeli efek.
Portofolio dan perputaran portofolio (portofolio turnover) yang dibeli dan dijual selama periode tersebut juga dicantumkan dalam laporan tahunan. Prinsipnya, makin tinggi turnover biasanya menambah biaya transaksi dan menggerus potensi laba. Kebanyakan reksadana agresif yang mengejar pertumbuhan biasanya memiliki turnover sangat tinggi.
Catatan kaki (footnotes), yang mencakup hal-hal lain seperti kebijakan akuntansi, pihak-pihak berkepentingan, serta transaksi affiliasi (arms-length transaction) biasanya juga dicantumkan dalam laporan keuangan tersebut. Selain prospektus, laporan keuangan adalah bahan informasi penting yang mutlak dimiliki dan dimengerti investor guna pengambilan keputusan investasi.
Unit Penyertaan (UP)
Adalah satuan investasi dalam reksadana. Pada saat penawaran umum perdana, UP ditetapkan Rp 1.000 kecuali reksadana pasar uang yang selalu ditetapkan Rp 1.000 setiap awal hari bursa. Bila pada penawaran umum suatu reksadana terkumpul dana sebesar Rp 100 juta berarti ada 100 ribu lembar UP beredar dengan NAB/NAV Rp 1.000/UP.
NAB/NAV dalam rupiah biasanya dihitung sampai 4 angka desimal. Dalam contoh berikut, angka desimal dihilangkan hanya untuk kemudahan perhitungan semata.
Nilai Aktiva Bersih (NAB)/Net Asset Value (NAV)
Mengikuti contoh di atas, misalkan selama suatu periode MI mampu membukukan keuntungan 40% maka dana yang terkumpul akan menjadi Rp 140 juta. Jika sebelumnya NAB/NAV sebesar Rp 1.000/UP, kini nilainya naik jadi Rp 1.400/UP. Misal biaya yang dibebankan 1%, maka NAB/NAV Rp 138,6 juta atau Rp 1.386 per UP. Setelah dikurangi biaya-biaya tersebut, hasil investasi akan menjadi hak investor.
Misalkan saya berinvestasi dengan membeli 50 ribu UP pada penawaran umum, maka saya harus mengeluarkan dana Rp 1.000/UP atau Rp 50 juta. Jika saya ingin menjual UP yang saya miliki saat ini dengan harga Rp 1.386/UP maka saya akan menerima dana sebesar Rp 69,3 juta. Keuntungan yang saya peroleh sebesar Rp 19,3 juta.
Bila saat ini Anda ingin masuk, Anda harus membeli dengan harga Rp 1.386/UP. Misalkan Anda membeli 10 ribu UP, maka Anda harus membayar Rp 13,86 juta. Seandainya beberapa bulan kemudian NAB/NAV turun menjadi Rp 1.350/UP dan Anda ingin menjual reksadana Anda, maka Anda akan menerima dana Rp 13,5 juta. Dalam kasus ini Anda menderita rugi Rp 360 ribu.
Nilai NAB/NAV selalu update tiap hari bursa oleh bank kustodian dan diterbitkan di berbagai media. NAB/NAV tak serta merta menggambarkan mahal tidaknya reksadana. Reksadana yang baru ditawarkan biasanya NAB/NAVnya murah, sementara reksadana yang sudah eksis cukup lama bisa jadi memiliki NAB/NAV tinggi. Namun, NAB/NAV juga bisa dipengaruhi misalkan oleh kebijakan MI untuk melakukan split ratio yang akan mengubah nilai NAB/NAV dan jumlah UP — walau pada akhirnya nilai investasinya sama saja.
Membeli dan Menjual Reksadana
Membeli reksadana dikenakan selling fee tertentu. Misal suatu hari Anda membeli reksadana dengan investasi Rp 10 juta, NAB/NAV Rp 1.350/UP, dan selling fee sebesar 1%. Jumlah UP yang bisa diperoleh dapat dihitung dengan rumus:
UP = [investasi (1 - fee)] : NAB/NAV
UP = [Rp 10 jt (1 - 0,01)] : Rp 1.350/UP
UP = 7.333,3333 unit
NAB/NAV dihitung setiap akhir hari bursa. Jika Anda membayar dan memasukkan inquiry sebelum jam 12.00 WIB, NAB/NAV dihitung pada akhir hari tersebut. Namun juka Anda membeli setelah pukul 12.00 WIB, Anda akan dimasukkan ke NAB/NAV hari bursa berikutnya.
Sementara saat menjual reksadana, Anda akan dikenakan redemption fee. Misal hari ini Anda ingin membeli reksadana yang Anda beli di atas dengan NAB/NAV Rp 2.025/UP dan redemption fee sebesar 1,5%. Besarnya redemption dapat dihitung dengan rumus:
Redemption = UP x NAB/NAV (1 – fee)
Redemption = 7.333,3333 x Rp 2.025/UP (1 – 0,015)
Redemption = Rp 14.627.250
Jadi besarnya keuntungan anda adalah sebesar Rp 4.627.250. Return on investment (ROI) investasi Anda sebesar 46,27%.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Bagaimana cara mengetahui baik/tidaknya MI?
MI tak ubahnya nakhoda yang dituntut piawai mengarungi volatilitas ombak di pasar. Ia harus bisa memainkan portofolionya dengan baik. MI yang baik biasanya punya target (benchmark) tertentu yang bisa (dan harus) dilampaui. Benchmark tersebut bisa IHSG, JII, rata-rata reksadana, kinerja sektoral, atau lainnya.
Jangan buru-buru menjustifikasi kinerja MI yang mungkin minus atau underperform dalam beberapa bulan. Untuk mengukur kinerja perlu dibandingkan selama 1 tahun apakah MI tersebut bisa mengalahkan benchmark atau tidak. Bisa jadi kinerja yang minus selama beberapa bulan merupakan strategi untuk menyiapkan portofolio aset di sektor lain yang akan menanjak di bulan-bulan berikutnya.
Apakah NAB/NAV dan AUM yang tinggi merupakan indikator yang baik?
NAB/NAV memang mempengaruhi dana kita. NAB/NAV tinggi berarti unit penyertaan kita banyak dan dana kita di reksadana tersebut meningkat. Begitu juga sebaliknya. Perubahan NAB/NAV dipengaruhi oleh pergerakan aset reksadana. Misal ada investor besar yang perlu dana kas dan melakukan redeem. MI harus menjual aset reksadananya supaya bisa membayar investor. Dalam hal ini tentu NAB/NAV berkurang.
Kasus lain, MI mungkin sedang mengatur strategi dengan bandar (market maker) di bursa. MI melakukan cut loss dan menjual saham-saham jelek miliknya dan bersiap untuk terbang bersama bandar lain. Adanya cut loss ini bisa juga mengurangi NAB/NAV. NAB/NAV bukan harga mati karena perlu dilihat mendalam bagaimana MI mengatur stuktur portofolionya. Bisa jadi NAB/NAV besar tapi unit penyertaan investornya diperkecil, atau sebaliknya.
Asset under management (AUM) yang besar juga tak bisa dijadikan patokan. AUM besar tapi return tak terlalu bagus berarti MI tak pintar mengelola dananya. Walau begitu, reksadana AUM besar memang cenderung lebih “aman” daripada reksadana dengan AUM rendah. Yang terpenting, tentu saja adalah ritme dan pola performa. MI yang bagus biasanya memiliki kinerja yang stabil dengan return di atas rata-rata pasar.
NAB/NAV tinggi juga tak selalu berarti MI mengoleksi portofolio aset yang mahal. Mahal tidaknya suatu reksadana, menurut saya, harus dilihat pada nilai underlying asset portofolio reksadana itu sendiri.
Apakah saya harus membeli reksadana dengan NAB/NAV tinggi karena banyak investor yang masuk ke sana?
Harus disadari bahwa banyaknya investor yang masuk ke reksadana biasanya lebih disebabkan oleh marketing campaign yang dilakukan — bukan serta merta karena kinerja dan performa MI yang bersangkutan. Kedua, kita hanya bisa menebak-nebak jumlah investor yang terlibat dengan melihat total dana kelolaan (AUM).
Saya pernah membaca paper yang menunjukkan bahwa reksadana unggulan tak selalu sebanding dengan jumlah investor yang terlibat di dalamnya. Reksadana unggulan harus dicermati melalui kinerja selama beberapa periode (tahun) sebelumnya — apakah selalu stabil dan konstan mampu melampaui benchmark pasar. Walau demikian, kinerja masa lalu juga tidak selalu menjamin akan kinerja di masa yang akan datang. Reksadana unggulan di 12 bulan sebelumnya hampir pasti akan memberikan return lebih jelek di tahun berikutnya karena sudah “panas” (overheating). Begitu juga sebaliknya.
Bagaimana prospek reksadana saat ini?
Dilihat lima tahun ke belakang, kinerja reksadana relatif bagus. IHSG sudah tembus level 2.000. Reksadana rata-rata memberi return 20% secara kontinu pada tahun-tahun tersebut. Kalau kita invest Rp 10 juta, bisa dapat return Rp 2 juta. Kalau kita invest Rp 100 juta, return kita Rp 20 juta. Cukup bagus.
Di level makroekonomi, terlihat bahwa BI mempertahankan BI rate-nya stabil di 9%. Cadangan devisa per Maret 2007 naik hingga US$ 47,221 miliar. Ekonomi tumbuh 5,4% y-o-y pada kuartal pertama 2007. Sementara rupiah menguat terhadap USD. Asumsi (dan semoga saja) tidak terjadi bencana atau force majeur, indikator makroekonomi cukup bagus.
Sebagai gambaran, penduduk Indonesia saat ini berjumlah sekitar 230 juta jiwa. Namun dana yang terkumpul dalam reksadana baru sekitar Rp 60 triliun saja (2007). Itu artinya, tiap penduduk Indonesia baru berinvestasi di reksadana sebesar Rp 260 saja. Reksadana masih jadi wahana investasi yang sangat prospektif ke depannya.
Inikah saat yang tepat untuk membeli reksadana X?
Ini pertanyaan sulit. Setelah mengalami crash dua tahun lalu, pasar reksadana saat ini memang sedang tinggi-tingginya yang memungkinkan penurunan kurva yang menukik tajam sangat mungkin terjadi. Tapi menunggu pasar berada pada titik terendah juga sulit. Selain susah diprediksi, investor juga akan selalu dilematis, takut, dan cenderung untuk wait and see.
Buat saya, kapan saja masuk ke reksadana tidaklah jadi masalah karena posisi pasar seperti apapun (tinggi, stagnan, turun) selalu ada kebingungan dan keraguan untuk berinvestasi. Jangan punya pikiran apakah ini saat yang tepat atau tidak tepat untuk masuk. Sebab dengan begini kita bisa jadi
tak akan pernah sukses dalam berinvestasi.
Cara terbaik adalah dengan membuat rencana jangka panjang, disiplin, stick with it: rupiah cost averaging (RCA). Prinsipnya, setiap bulan (atau sekian bulan tertentu) kita harus disiplin menyisihkan dana untuk dimasukkan ke program investasi. Jangan pernah merubah rencana ini karena tanpa ada usaha konkrit berkesinambungan, kita akan melewati masa-masa membingungkan dengan berbagai keraguan dan kepanikan yang selalu menghantui.
Bagaimana cara berinvestasi reksadana yang tepat?
Menurut saya, RCA adalah metode investasi yang tepat. Perhatikan ilustrasi berikut. Tabungan Rp 100 ribu yang didiamkan saja dengan bunga 5% per tahun akan bernilai Rp 338.635 saat 25 tahun kemudian. Kalau setiap bulan Rp 100 ribu selalu ditambahkan (dengan tingkat bunga yang sama) akan bernilai Rp 4.772.600 25 tahun kemudian.
Hal yang sama berlaku juga buat reksadana. Asumsi usia Anda sekarang 30 tahun dan hendak pensiun pada usia 60 tahun nanti. Anda menyisihkan Rp 500 ribu per bulan untuk diinvestasikan pada reksadana pendapatan tetap dengan return 12% per tahun. Investasi Anda akan bernilai Rp 120.665.000 saat Anda pensiun. Kalau Anda berinvestasi pada reksadana saham yang bisa memberi return 35% per tahun, maka investasi Anda saat Anda pensiun akan bernilai Rp 11.610.629.000.
Perhitungan di atas tentu sangat konservatif, karena rata-rata reksadana bisa memberi return lebih tinggi dari rate tersebut. Silakan kalkulasikan sendiri jika seandainya Anda menyisihkan bukan Rp 500 ribu per bulan, melainkan Rp 1 juta atau Rp 2 juta per bulannya. Itulah mengapa
Albert Einstein pernah berujar bahwa the greatest force in the world is compound interest.
Haruskah saya mendiversifikasi reksadana?
Kalau saya, ya. Diversifikasi ke banyak sektor reksadana berarti menyerap volatilitas yang berbeda pula. Artinya, kita tak perlu takut akan satu volatilitas pasar. Misal ketika pasar saham sedang sangat volatile, kita masih bisa mengandalkan pemasukan bagus dari reksadana pendapatan tetap atau dari reksadana pasar uang. Begitu juga sebaliknya.
Anda bisa mengalokasikan misal 40% ke reksadana saham, 40% reksadana campuran, dan 20% reksadana pasar uang. Asumsinya, bursa saham sedang hangat dan berpotensi tinggi memberi profit. Reksadana campuran dipilih karena MI punya mandat untuk memindah dana dari saham ke instrumen lain guna menghindar dari performa minus. Artinya, potensi return mungkin tak setinggi reksadana saham, tetapi masih di atas reksadana pendapatan tetap dan juga masih cukup “save.” Sementara reksadana pasar uang diambil guna memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
Tentu komposisi ini bisa diubah-ubah sesuai preferensi dan profil risiko masing-masing investor. Pun ketika pasar berganti angin, Anda bisa melakukan rebalancing portofolio dan mengubah komposisi tersebut.
Bagaimana kunci sukses berinvestasi di reksadana?
Buat saya, yang terpenting adalah jangan terlalu mudah
panik dan terpancing euforia pasar. Santai saja kalau bulan ini minus, karena beberapa saat lagi akan pick-up dengan sendirinya. Juga jangan mudah termakan gosip. Justru ketika pasar panik dan redemption besar-besaran, malah kita bisa membeli dengan harga murah (NAB/NAV rendah) dengan potensi untuk membaik di kemudian hari.
Kedua, horizon investasi Anda sebaiknya harus jangka panjang. Keputusan
ada di tangan Anda. Asalkan bisa disiplin dan stick with it, return bagus pasti bisa didapat. Baca juga tentang cara berinvestasi reksadana yang tepat pada item pertanyaan di atas.
Ketiga, pilihlah perusahaan pengelola reksadana dengan latar belakang yang bagus dan stabilitas serta likuiditas yang sudah teruji. Nama-nama besar seperti Schroders, Manulife, Fortis (asing), atau Trimegah, Danareksa, Panin (lokal) mungkin perlu dipertimbangkan.
Apa sajakah risiko berinvestasi di reksadana?
Risiko yang mutlak dihadapi adalah turunnya NAB/NAV ketika pasar sedang kurang bergairah. Risiko lain adalah wanprestasi (default), yaitu kegagalan emiten, penerbit surat berharga, atau pihak lain yang terkait dengan transaksi gagal memenuhi kewajibannya. Reksadana juga tak luput dari risiko likuiditas dalam hal cepat-lambatnya investor dapat mencairkan unit penyertaannya.
Selain menawarkan peluang yang menggiurkan, reksadana khususnya di Indonesia memang masih memiliki potensi risiko seperti kendala peraturan, perlindungan investor, pembenahan internal pengelola reksadana, sampai soal pembelajaran publik agar masyarakat
tidak terjebak semata-mata pada iming-iming return yang menggiurkan.
Bapepam LK sendiri belakangan terus menerus menggiatkan pengawasan reksadana. Banyak MI nakal yang ditegur dan dikenai sanksi. Aturan-aturan lain juga terus diperbarui demi melindungi investor. Namun di balik semua itu, mari kita sama-sama belajar dari pengalaman masa lalu dan pengalaman negara lain agar semoga reksadana kita bisa tumbuh dan berkembang dengan bagus.
Last but Not Least
Betapapun, berinvestasi beneran (mungkin)
tidak untuk semua orang. Anda memang tak perlu jadi sehebat Warren Buffett, tetapi Anda musti memiliki mindset seorang investor. Investor yang arif, bisa mengalokasikan waktu dan uangnya dengan baik, serta memiliki pengetahuan akan dunia keuangan yang mumpuni. Dan pembelajaran itu butuh proses dan pengalaman yang tidak instan.
Selamat berinvestasi di reksadana dan semoga sukses.

Kamis, 28 Agustus 2008

artikel


Pahlawan Kesiangan


Menjadi pahlawan tak pernah terbesit dalam pemikiran saya. Apalagi bercita-cita menjadikan nama saya menjadi nama jalan raya atau jalan buntu sekalipun. Suatu hari saya diwawancarai sebuah stasiun radio, dan pertanyaan yang disodorkan adalah, kalau saya tak bernyawa lagi, apakah yang saya ingini agar orang-orang mengingat saya? Saya menjawab, saya tak mau dingat sebagai apa-apa. Saya menyesal sekali dengan komentar itu. Mestinya saya mengatakan, kalau saya mau diingat sebagai pahlawan. Sayang, saya tak mungkin mengajukan untuk diwawancarai lagi.
Menjadi pahlawan? Ya, meskipun kesiangan. Saya berpikir pahlawan selalu dikaitkan dengan sesuatu yang heroik. Heroik buat Diponegoro belum tentu sama heroiknya dengan saya. Tetapi masalahnya, saya dan Diponegoro berhak menjadi heroik. Meski Diponegoro diakui negara, saya hanya diakui diri saya sendiri, dan teman-teman yang masih mau mempercayai saya ini bisa heroik.
Saya tak bercita-cita menjadi sombong, tetapi menjadi pahlawan itu hak semua orang. Kalau pahlawan negri ini bisa mengalahkan penjajah, maka saya juga mampu mengalahkan penjajah yaitu diri saya sendiri. Buat saya yang IQnya jongkok, bebalnya setengah mati dan senangnya buang uang seperti tak ada hari esok, kemudian bisa memiliki uang untuk memiliki investasi dan simpanan, itu sebuah aksi memenangkan penjajah, dan saya berhak menyebut diri saya pahlawan.
Dan menjadi pahlawan itu rasanya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tetapi sangat bisa dirasakan. Yang saya maksud simpanan itu memiliki tabungan dan deposito. Saya pernah disimpan orang tapi tak punya nilai investasi. Mungkin saya bukan seperti selebriti yang bisa mendapat harta gono, gini, ginu. Saya cuma berbakat disimpan saja.
Selain mengalahkan diri sendiri, perasaan kepahlawanannya terletak pada memperoleh rasa aman (secure) akan masa depan. Kalimat from zero to hero yang awalnya saya pikir hanya untuk mereka yang mau mengalahkan batman, superman dan gundala putra petir, ternyata bisa juga terjadi pada saya.
Maka saya menganjurkan pada Anda, jadilah pahlawan sesegera mungkin, jangan seperti saya kesiangan. Lebih baik bangun kesiangan dari pada tidak bangun sama sekali, meski gara-gara kesiangan investasi Anda jadi semakin berat. Menjadi pahlawan sedini mungkin, membuat hidup Anda makin hidup. Paling tidak kita bisa bersaing dengan Superman. Yahh…kalau tak bisa terbang, yaaa…terima saja. Anda dan saya masih bisa pakai celana dalam di luar, bukan?

3 Cara Jadi Pahlawan
1. Anda harus punya keinginan untuk menjadi pahlawan. Jangan seperti saya yang bebal ini. Setelah kesiangan baru mau mulai.
2. Untuk mewujudlkan keinginan yang susah itu, saya sarankan Anda bergaul dengan orang muda atau siapa saja yang memiliki simpanan dan investasi, yang mampu membuat Anda keder, karena Anda yang sudah berumur masih saja punya kartu kredit yang tak bisa dibayar lunas. Punya mobil juga belum lunas. Jangan sampai celana dalam pun belum lunas pula. Amit-amit, tak ada debt collector yang akan menyita celana dalam Anda itu.
3. Lunasi semua hutang Anda terlebih dahulu. Perlahan tapi pasti. Hanya ada satu sarana yang Anda gunakan untuk itu. Disiplin Saya harus akui, rasa sakitnya setengah mati. Untuk sementara telepon genggam satu saja, untuk sementara obral di butik favorit Anda dianggap angin lalu. Untuk sementara liburan di rumah Anda sambil membersihkan rumah. Nanti kalau Anda bisa berhasil, saya yakini Anda setuju dengan Marga T. Badai Pasti Berlalu.
(Samuel Mulia)

“Money can’t give you happiness but love will”. Pendapat tersebut sering kali diungkapkan bila kita sedang punya masalah dengan uang. Memang cinta lebih penting bila dibandingkan dengan materi atau harta. Tetapi tanpa uang, cinta bisa juga terbang melayang, bisa menimbulkan masalah dalam perkawinan, dan bisa membuat hidup kita menderita. Terlebih lagi, dalam situasi sekarang ini. BBM sedang naik, harga pangan naik, biaya hidup melambung sehingga membuat kita limbung karena kepala pening. Lalu bagaimana caranya untuk untuk bisa tetap mempertahankan nilai uang ditengah melonjaknya harga-harga kebutuhan hidup atau sering disebut ”inflasi” di masa-masa yang akan datang?
Dalam dunia perencanaan keuangan, ada dua jenis investasi yang bisa melindungi kita dari inflasi: saham dan properti. Tentunya tidak investasi di sembarang jenis saham atau properti. Kita harus memilih investasi pada saham-saham dari perusahaan yang memiliki prospek usaha yang bagus dan memberikan keuntungan. Sedangkan investasi properti kita harus memilih properti di lokasi yang strategis dan tentunya aman.
Kalau Anda tidak mau pusing untuk melakukan sendiri investasi dalam saham karena merasa uang tidak cukup, tidak tahu bagaimana caranya memilih dan membeli saham, menjual saham, Anda dapat berinvestasi di reksa dana saham. Karena melalui investasi di reksa dana saham, Anda dapat mulai dengan dana Rp 200.000 dan Anda langsung berinvestasi dalam berbagai jenis saham sehingga resiko investasi Anda menjadi lebih rendah.

BERINVESTASI SAHAM

PANDUAN SINGKAT UNTUK
BERINVESTASI SAHAM

Pengantar

Penempatan dana di pasar modal, sebenarnya bukan bisnis baru. Optimalisasi keuntungan dapat dilakukan setiap saat seiring dengan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi serta rasa percaya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Disaat ekonomi Indonesia mulai membaik dominasi kekuatan investor asing menguasai pertumbuhan laba perusahaan dan mengeduk pertumbuhan harga saham perusahaan yang naik diatas 100% dalam 2 tahun 2003 s/d 2004. Dana masyarakat local umumnya masih berputar sekitar suku bunga bank yang nota bene dibawa nilai inflasi riil yang ditanggung, disamping membiayai bisnis riil. Padahal konsep modern imbal hasil investasi dana (deposito, tabungan, saham, reksa dana, dll) adalah plus 1% dari rata-rata inflasi. Dari sinilah penting untuk Anda memahami potensi investasi saham dan reksa dana di pasar modal. Panduan ini untuk pengenalan awal investasi saham.

Apakah itu saham?

Saham (common stock) adalah bukti penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Bukti penyertaan ini juga disebut surat berharga, persis sertifikat deposito di bank. Kalau saya membeli saham PT.Telkom 5000 lembar diharga Rp. 4000 per lembar maka nilai surat berharga saham PT.Telkom saya adalah Rp. 20 Juta.

Apakah investasi saham?.

Investasi saham adalah menyertakan dana baik secara individu maupun lembaga untuk membeli saham perusahaan publik yang memiliki kekuatan aset (strong assets), prospek pertumbuhan laba (earning growth) dan trend harga sahamnya naik (up trend stock) melalui mekanisme jual beli saham di Bursa Efek Jakarta. Pengertian ini menunjukan cara kita untuk berinvestasi yang baik yang dapat mengotimalkan imbal hasil investasi saham di bursa efek, karena tidak semua perusahaan yang melepas sahamnya ke publik memenuhi kategori strong assets, earning growth, up trend.

Bagaimana mekanisme beli dan jual saham?.

Mekanisme jual beli saham, praktisnya seperti Anda berdagang, yaitu membeli barang “ABC” di Swalayan “X” untuk dijual di pasar “Y”. Tentu saja, barang yang dibeli adalah barang bisa dijual untuk mendapat selisih harganya –untung. Demikian halnya dengan perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dimana investor dipertemukan melalui komputer trading menggunakan kode broker. Jika Anda Investor Danareksa (Kode: OD) beli saham PT.Telkom di harga 5100 yang di jual UBS, dan pada hari sama saham PT. Telkom naik diharga 5300 Anda bisa menjual pada broker manapun yang mau membeli saham Anda. Jika harga saham PT.Telkom naik ke 5400 secara otomatis saham Anda terjual diharga 5300 done (terjadi transaksi jual beli). Anda untung Rp.200 per lembar. Perdagangan menggunakan system lelang, artinya selalu ada posisi demand supply dimana transaksi bisa terjadi (done). Pialang Sentra Investasi Danareksa membantu Anda memberikan informasi saham perusahaan yang layak di beli, sekaligus bertugas untuk menjalankan instruksi beli dan jual saham dari investor.

Apa bedanya investasi saham dan valuta asing (Valas)?.

Perbedaan yang paling prinsip adalah investasi atau perdagangan (beli dan jual) saham Anda memiliki bukti asset yang diperjualbelikan (saham). Sedangkan valas terbatas pada jual beli perubahan harga kurs, asetnya tidak ada. Kalau trading valas salah posisi (open buy atau open sell), dana investasi Anda berpotensi dilikuidasi dan rugi total.

Keuntungan Investasi Saham ?

Capital Gain
Adalah keuntungan berupa selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga beli saham tersebut. Sebagai contoh, Anda membeli saham PT. OK PUNYA di harga Rp. 500 per lembar, kemudian harga saham tersebut naik dan Anda menjual diharga Rp. 600 per lembar. Berapa capital gain saham PT. OK PUNYA yang Anda terima? Adalah sebesar Rp. 100 per lembar. Keuntungan capital gain seperti ini bisa dicapai berkali-kali (paling lama 1 bulan) pada lebih dari satu saham perusahaan. Ini disebut pola trading.

Deviden

Keuntungan ini Anda terima, jika Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. OK PUNYA memutuskan untuk

Transfer Dana Investasi.
Setelah Anda memiliki client code sebagai nasabah Danareksa, Anda menstransfer dana investasi ke PT.Danareksa Sekuritas melalui Bank BCA-Kuta no. rek. 146-1175100 atas nama PT. Danareksa. Minimal dana investasi saham adalah Rp. 15 Juta. Jika uang Anda sudah di transfer ke Danareksa, segera fax bukti transfer ke kantor Sentra Investasi Danareksa-Bali no.fax 751926 dan hubungi Pialang atau staf Marketing Anda. Pialang akan memandu Anda untuk membeli saham perusahaan apa saja yang sesuai dengan jumlah dana Anda.

Membeli dan Menjual Saham
Kegiatan pertama yang Anda lakukan setelah dana investasi sudah masuk di rekening Danareksa dan tercatat di cash position ONESTOP DANAREKSA Pialang adalah membeli saham sesuai jumlah dana Anda. Membeli sesuatu tentu bukan hal baru, ilmunya tetap berlaku. Bedanya adalah nilai. Membeli saham dimulai dari proses memilih, menilai dan menseleksi dari sekian banyak perusahaan. Ini tidak terlalu sulit karena Pialang Anda sudah menyajikan informasi yang mendukung keputusan Anda membeli saham yang memberikan imbal hasil yang tinggi saat dijual. Saham apapun yang baik yang Anda beli mempunyai target price for sell (target harga jual). Faktanya, ada client yang menjual sahamnya kalau 1 hari s/d 1 minggu naik 2% s/d 4% dari harga belinya. Pialang yang memantau pergerakan harga saham Anda, dan akan menginformasikan kepada Anda kejadian penting di pasar. Sehingga Anda tidap perlu memantau pasar secara langsung.

Mengetahui Waktu Perdagangan Saham di Jakarta Stok Xchange

Hari
Sesi
Jam
Senin s/d Kamis
I
10.30 – 13.00 WITA

II
14.30 – 17.00 WITA
Jumat
III
10.30 – 12.30 WITA

IV
15.00 – 17.00 WITA

Fraksi Harga :
Fraksi harga adalah nilai nominal kelipatan naik turunnya harga-harga saham, dengan ketentuan :
Harga Saham (Rp.)
Fraksi Harga
5 s/d 500
Rp. 5,-

500 s/d 5000
Rp. 25,-

5000 ke atas
Rp. 50,-

Penyelesaian Transaksi :
1. Penyelesaian Transaksi Beli pada T+4. Hari ini (T+0) terjadi deal transaksi beli maka 4 hari kemudian uang pembelian saham anda sudah masuk (in good fund) ke rekening perusahaan. Informasi penyelesaian transaksi ini biasanya diterbitkan dalam Nota Konfirmasi Transaksi Saham oleh perusahaan pialang, dan Anda terima satu hari setelah transaksi.
2. Penyelesaian Transaksi Jual pada T+5. Hari ini terjadi transaksi jual maka 5 hari kemudian anda menerima uang hasil penjualan yang dibayar dan ditransfer oleh perusahaan pialang ke nomor rekening bank Anda. Perusahaan sekuritas menerbitkan Nota Konfirmasi Transaksi Saham untuk Anda yang diterima satu hari setelah transaksi.






Biaya-biaya Transaksi Saham
Umumnya perusahaan sekuritas mengenakan fee transaksi kepada investor, adalah :
1. Fee beli sebesar 0,3% dari Total Transaksi Beli per hari
2. Fee jual sebesar 0,4% dari Total Transaksi Jual per hari termasuk PPN 1%
Fee beli dan fee jual bisa dinegoisiasi dengan Pialang di Sentra Investasi Danareksa –Bali. Biasanya jika dana investasi Anda Rp. 500 Juta s/d Rp. 1 M

Keunggulan Investasi Saham melalui Danareksa.

1. Pengalaman. Danareksa adalah BUMN khusus dan pertama di industri keuangan pasar modal yang didirikan pada 1977.

2. Prestasi dan Penghargaan. Danareksa memiliki berbagai prestasi dan penghargaan baik dari lembaga dalam negeri maupun luar negeri sebagai investment banking terkemuka di Indonesia dan Top Broker local (Indonesia) yang menjadi benchmark semua broker-broker di Bursa. Buka situs www.danareksa.com.
3. Speed order. Danareksa melakukan order beli dan jual saham dari clientnya melalui system komputer trading intranet ONESTOP DANAREKSA yang terkoneksi langsung dengan Bursa Efek Jakarta dari meja trading pialang, dengan kecepatan setiap order 5 s/d 15 detik. Tidak menggunakan telepon manual.
4. Riset lengkap. Danareksa adalah satu-satu perusahaan sekuritas nasional yang memiliki lembaga riset tersendiri, yaitu Danareksa Researh Institution (DRI). Riset-riset tentang perusahaan yang layak dibeli beserta target harga jualnya, riset ekonomi makro, sector industri dan riset nilai kurs, harga minyak, dll tersedia untuk Pialang di Sentra Investasi Danareksa-Bali. Analys-analys Danareksa sepenuhnya mendukung keputusan investasi Anda.
5. Laporan Aktivitas Investasi Terpadu. Investor dapat mengetahui semua aktivitas investasi dan perkembangan nilai asset investasi di pasar modal melalui Danareksa. Seperti portofolio investasi (saham, reksa dana dan obligasi retail), net asset value, historical transaksi, dll.
6. Likuid Anda bisa menjual kapanpun saham Anda selama berlangsungnya perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, dan menerima dana atas penjualan saham tersebut paling lambat 4 hari dari saat order jual dinyatakan match (Hari sabtu, minggu dan hari libur tidak dihitung).


KUNJUNGI SENTRA INVESTASI DANAREKSA-BALI :
· Gedung TAPA, Jl. Raya Kuta No.27, Telp.764604 Kuta.
· Komp. Pertokoan Teuku Umar Indah No.7, Jl. Teuku Umar, Telp.234310 Denpasar.
Untuk informasi dan presentasi tentang investasi Reksa dana dan investasi saham di pasar modal, hubungi : I Gusti Ngurah Made Wasista, SE. di 0361.234310 atau Hp 0361 860 7009. Kirimkan masalah seputar investasi uang di pasar modal ke email: wasista_danareksa@yahoo.com

Rabu, 27 Agustus 2008

Artikel

Dahulu saya berpikir bahwa mengatur keuangan adalah sekedar kepandaian seseorang untuk mengelola keuangannya agar tidak memiliki masa depan suram. Dan cara menyimpannya pun, hanya dalam bentuk investasi yang konvensional, seperti tabungan atau deposito. Cara berpikir demikian, sama halnya seperti saat saya menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah menerima ijasah Sekolah Menengah Atas. Kalau tidak menjadi dokter, ya Insinyur. Pilihan baku yang direstui orang tua tanpa harus bersilat lidah. Meski saya sendiri tak menyukai keduanya. Bukan karena ilmunya, tetapi kemampuan otak yang tak memungkinkan.
Saya masih ingat, kalau di masa itu seorang wanita bercita-cita menjadi peragawati, maka sudah dapat dipastikan pertarungan silat lidah akan segera muncul. Karena mereka berpikir itu pekerjaan haram. Wanita kok enggal-enggol dilihat orang. Memamerkan tubuh dan dipamerkan ke ruang publik. “Godaannya banyak, “kata orang tua. Padahal, mau jadi dokter kek, Insinyur kek, jualan pecel kek, godaan akan tetap ada. Orang tua saya mungkin lupa, kalau saya jadi dokter pun masih ada kemungkinan untuk tergoda dan digoda perawat, pasien atau teman sejawat. Mungkin karena berpikir kalau kemungkinan berbuat mesumnya sangat kecil. Padahal, bukan soal kemungkinannya yang besar atau yang kecil, tetapi apakah saya mau atau tidak mau menanggapi kemungkinan yang di depan mata.
Nah, dalam soal mengelola keuangan, ya…sami mawon. Saya mau membuang uang sampai bangkrut, atau mau menabung agar masa depan saya tak suram, itu semuanya saya yang menentukan. Beberapa tahun lalu, saya sudah diperingati, diberi saran dan gambaran oleh Pak Priyo Santoso, Direktur Utama Danareksa Investment Management, untuk mengatur keuangan saya. Apa hasilnya? Saya cuma manggut-manggut mendengar petuah mulianya di masa itu. Setelah saya mulai kelimpungan, maka saya baru mengikuti sarannya. Itupun baru sekitar setahun lalu.
Jadi, saya juga lah yang menentukan saya mau kelimpungan atau tidak. Mau kelimpungannya setahun atau 100 tahun, saya lah yang menentukan. Kapan saya mau mulai berinvestasi atau tak mau mulai-mulai, saya juga yang menentukan. Karena pihak kedua, ketiga atau keempat, bisa saja memberi petuahnya, tetapi keputusan tetap ada di tangan saya. Sekarang, ketika saya melakukan investasi dalam bentuk Reksa Dana, saya juga yang menentukan apakah saya mau bermain sebagai risk taker atau investor konservatif. Karena siapa lagi yang tahu kemampuannya sendiri, kalau tidak saya sendiri, bukan?
Maka kalau saya sudah mau menjadi seorang risk taker, yaa…siap menanggung segala resikonya. Karena saya tak bisa menjadi seorang risk taker dengan cara pandang seorang konservatif. Saya tak bisa mau untung besar, tetapi tak berani menanggung resikonya, dan mulai mengajukan sejuta pertanyaan, kok ini bisa gini, kok bisa gitu, kok bisa ginu. Itu namanya sak enake dewek.
Nah, permasalahannya adalah bagaimana saya bisa mengetahui siapa diri saya ini. Bagaimana saya bisa memiliki pilihan untuk memutuskan hal yang benar dari yang tidak benar, bagaimana saya mampu berinvestasi tanpa rasa kuatir, dan mampu menjadi risk taker tanpa menggunakan kacamata seorang yang konservatif? Saya harus mengakui bahwa saya bisa melakukan perubahan besar itu, kalau pertama, saya mau membenahi hubungan saya yang vertikal.
Dahulu saya tak percaya kalau hubungan yang vertikal itu, bisa mempengaruhi dan memberi bantuan yang signifikan kepada persoalan yang horizontal. Saya mengotak-kotakan, bahwa Sang Khalik itu hanya untuk hari Minggu saja. Untuk sebuah ritual keagamaan, titik. Saya sudah mengalaminya, mengalami sebuah kelahiran baru, dengan membenahi hubungan vertikal itu, dan hasilnya ruar biasya dahsyatnya. Terutama soal memiliki tanggung jawab atas berkat yang saya peroleh dari Sang Khalik. Oleh karena saya terlahir kembali, saya memiliki kacamata yang baru dalam memandang aspek kehidupan.
Karena selama saya masih memiliki kekuatiran, itu karena sejujurnya, saya tak tahu siapa diri saya yang sesungguhnya, saya tak tahu apa yang saya kehendaki. Terlahirkan kembali membuat saya terbebaskan dari belenggu. Ini mungkin yang dikatakan Born Free. Sama seperti terbebasnya negeri ini dari penjajajah, sehingga negeri ini memiliki satu hari untuk diperingati sebagai hari kemerdekaan. Saya menyarankan pada Anda, jangan menunggu terlalu lama untuk meraih atau menentukan hari kemerdekaan Anda sendiri. Jangan mau terlalu lama dijajah diri sendiri. Terutama dijajah kekuatiran Anda itu! Termasuk kuatir untuk berinvestasi.
Begini Caranya Terlahir Kembali
Benahi hubungan Anda secara vertikal secara total bukan partial. Secara permanen, bukan byar-pet, byar-pet seperti lampu yang sekarat.
Mengapa yang pertama adalah yang vertikal? Karena memiliki sebuah cara pandang benar itu bukan hanya persoalan IQ, tetapi juga mengenai kesehatan jiwa. Kalau hanya persoalan badaniah, itu tak masalah. Sakit perut tinggal minum obat, luka di lutut tinggal dikasih obat merah. Kena kanker ke dokter dan diterapi. Kalau game over atau selamat, itu sebuah perjalanan hidup. Tetapi menyembuhkan jiwa yang terluka, bukan persoalan dokter jiwa. They can not fix and heal the soul. Anda tahu siapa yang bisa melakukan itu. Melakukan investasi membutuhkan kematangan jiwa. Mau menjadi risk taker atau konservatif, juga membutuhkan itu. Jiwa yang terluka seperti tanah yang tak subur. Tanamannya bisa saja tumbuh dan berbuah. Tetapi tumbuh dan berbuah yang seperti apa? Karena kalau pun Anda pandai sekali berhitung, tetapi mungkin Anda hanya pandai semata tetapi tak punya nyali. Atau Anda memang manusia pengecut, atau mau aman saja. Ingin menikmati hasil seorang risk taker, tetapi mau resiko seorang konservatif. Masalah seperti ini, itu bukan soal IQ, tetapi soal kesehatan jiwa.
Sebelum Anda memutuskan mau kesana atau kemari, mau menyimpan uang Anda di instrument keuangan yang beraneka rupa, coba laporkan rencana Anda itu ke Atas terlebih dahulu. Dia yang menentukan hidup Anda, bukan Anda. Kalau tadi pagi Anda bisa bangun, dan membaca tulisan ini, itu bukan karena usaha Anda, bukan karena hebatnya perhitungan Anda, bukan juga karena Anda mau bangun atau tidak. Itu sebuah anugerah. Nah, kalau anugerah terpenting yaitu nyawa diberikan pertama-tama oleh Sang Khalik untuk Anda, bukankah seharusnya Anda mengembalikan rencana-rencana Anda ke Dia yang Maha Tahu itu di baris pertama?
(Samuel Mulia)

Kamis, 21 Agustus 2008

pasar modal


Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.