Senin, 29 September 2008

Proforma Earning: Sebuah Cerita Cinderella


Siapa yang tidak kenal Cinderella? Boleh dikatakan tidak ada orang yang belum pernah mendengar cerita tentang gadis yang satu ini. Ketika kecil, kita dibuai oleh cerita tentang Cinderella yang penampilannya lusuh dan kumal, dengan satu kibasan tongkat sihir Ibu Peri berubah menjadi seorang putri yang cantik, siap untuk pergi menemui Pangeran di pesta dansa.
Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui bahwa di dunia investasi kita juga bisa menemukan cerita Cinderella. Meskipun demikian, cerita Cinderella di dunia Investasi tidaklah sama seperti yang dipopulerkan oleh Walt Disney. Jika cerita Cinderella versi Walt Disney berakhir dengan bahagia, maka cerita Cinderella versi dunia Investasi ini biasanya justru berakhir dengan tangisan sedih para Investor. Cerita Cinderella versi dunia Investasi ini biasanya dikenal dengan nama Proforma Earning (Laba Proforma)
—–oOo—–
Apa itu Proforma Earning? Secara sederhana, Proforma Earning adalah “Pendapatan perusahaan SEANDAINYA SAJA sesuatu tidak terjadi”. Sebagai contoh, misalnya saja perusahaan X dalam operasi tahun ini mendapat keuntungan Rp 60 Milyar, tetapi salah satu pabrik perusahaan X mengalami masalah sehingga menimbulkan kerugian Rp 100 Milyar. Maka dalam Proforma Earning, bukannya melaporkan bahwa perusahaan rugi Rp 40 Milyar, perusahaan X malah menyatakan bahwa “Pendapatan kami adalah sebesar Rp 60 Milyar SEANDAINYA SAJA tahun ini pabrik kita tidak terkena masalah”.
Praktek penggunaan proforma earning tidaklah berbeda jauh dengan cerita Cinderella. Hanya dengan satu kibasan dari “tongkat sihir”, kondisi perusahaan yang “lusuh dan kumal” menjadi “cantik berkilau”, sehingga perusahaan siap utk pergi untuk “berdansa” dengan calon investor.
Proforma earning pada awalnya digunakan hanya untuk memberikan gambaran kepada investor tentang kondisi perusahaan seandainya jika tidak terjadi hal-hal yang bersifat luar biasa, seperti misalnya ada bencana alam ataupun perusahaan melakukan merger. Seiring dengan berlalunya waktu, beberapa perusahaan lalu mulai memakai “kreatifitas”-nya dan menyelewengkan penggunaan proforma earning. Sebagai contoh praktek tidak sehat ini, ada perusahaan yang melaporkan proforma earning dengan mengandaikan mereka tidak membayar pajak, atau ada juga yang mengandaikan mereka tidak mengalami kerugian di dalam investasinya. Dalam berbagai profesi, kreatifitas biasanya merupakan suatu kualitas yang baik. Tetapi dalam kaitannya dengan proforma earning, kreatifitas ini justru merupakan suatu momok bagi para investor.
Penggunaan “seandainya” dalam proforma earning kemudian diperparah dengan praktek menyembunyikan apa yang “diandaikan” itu. Dalam contoh di atas, saya menulis dengan jelas apa yang “diandaikan”, yaitu “seandainya pabrik X tidak bermasalah”. Dalam prakteknya, penjelasan tentang apa yang “diandaikan” itu ditaruh di beberapa catatan kaki yang kebanyakan justru jarang dibaca oleh orang.
—–oOo—–
Penggunaan proforma earning oleh perusahaan mempunyai dampak yang besar bagi seorang investor, misalnya saja dampak pada analisa Price/Earning Ratio (P/E ratio). Bagi pembaca yang belum akrab dengan saham, Price/Earning Ratio adalah rasio yang membandingkan antara harga saham suatu perusahaan dengan labanya. Misalnya harga saham suatu perusahaan adalah 100 dan laba tahun kemarin adalah 5. Maka P/E Ratio perusahaan itu= 100/5= 20. Bagaimana jika laba perusahaan itu adalah 10? Maka P/E Rationya= 100/10= 10. Kita bisa lihat dari ilustrasi di atas bahwa secara umum, semakin kecil P/E Ratio suatu perusahaan semakin atraktif pula sahamnya (dengan harga yang sama, laba sebesar 10 tentu lebih menarik dari laba sebesar 5).
Sekarang kita lihat dampak penggunaan proforma earning pada perusahaan nyata. JUNIPER NETWORKS (NASDAQ:JNPR) pada kwartal pertama thn 2008 melaporkan proforma earning sebesar $0,27, atau jika dianualisasi= $0,27×4= $1,08. Harga saham Juniper pada hari Jum’at kemarin ditutup pada $22,64. Pada tingkat harga ini, maka Price/Earning Ratio dari saham perusahaan ini (berdasarkan proforma earning) adalah 20,96 kali.
Tetapi bagaimana jika kita lihat earning aslinya? Pada kwartal pertama thn 2008 itu, earning sebenarnya dari JUNIPER NETWORKS adalah sebesar $0,20, atau jika kita anualisasi adalah hanya sebesar $0,8. Dengan nilai earning ini, maka P/E Ratio dari saham perusahaan menjadi 28,3. Ini tentunya suatu gambaran yang sangat berbeda dari P/E Ratio berdasarkan proforma earning yang hanya 20,96.
Sebagai Investor dan calon investor, dalam membaca berbagai berita ataupun analisa yang terkait dengan Earning, kita hendaknya selalu memperhatikan apakah Earning yang dibicarakan adalah earning sebenarnya atau proforma earning, terlebih mengingat seringkali earning yang dibicarakan dalam berita adalah proforma earning.

Minggu, 21 September 2008

IPO


22/09/2008 02:17
IPO? Pemerintah Harus Realisitis
David Sumual
Ahmad Munjin
INILAH.COM, Jakarta – DPR dan pemerintah akhirnya menyetujui privatisasi tiga BUMN yakni PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel dan PT Bank Tabungan Negara (BTN). Namun, pemerintah harus tetap jeli mencermati pasar dan tidak boleh memaksakan terselenggarakannya IPO.
Hal itu diungkapkan analis Danareksa Research Institute David E Sumual kepada INILAH.COM. Menurutnya, meski peluang penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) terbuka lebar, pemerintah harus pandai-pandai melihat kondisi pasar.
“Pasalnya, pasar sedang tidak kondusif. Kalau nantinya dijual murah, kan sayang. Lebih baik menunggu market lagi bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut David mengatakan kalau saat ini market memang sudah membaik (recover). Tapi, belum dapat dipastikan apakah ini sudah titik terendah atau masih bergejolak. IPO dalam keadaan market buruk, tidak akan menguntungkan perseroan. Kecuali trennya berubah, harga komoditas mulai pulih, maka keuntungan IPO dapat dimaksimalkan.
Ia pun menilai pemilihan Krakatau Steel dan Garuda untuk IPO saat ini adalah tepat. Kendati harga komoditas terus merosot, tapi industri baja KS masih mempunyai prospek positif karena ekspektasi tingginya permintaan baja. Sedangkan IPO Garuda cukup menjanjikan terkait harga minyak yang kini berada dalam tren melemah. Hal ini mengingat bensin menjadi baiya terbesar sektor penerbangan. Berikut ini petikan lengkap wawancaranya.

Apa tanggapan Anda atas disetujuinya privatisasi tiga BUMN oleh DPR ?

Ya. Itu tidak jadi ditunda. Meskipun market seperti ini, pemerintah tetap saja ingin IPO. Saya mengira akan ditunda semua, seperti yang waktu itu Menneg BUMN (Sofyan Djalil) bilang.
Ini rencana mereka awal tahun sebenarnya. Dan dari sisi APBN tidak ada keterdesakan untuk buru-buru IPO. Kalau menurut saya nantinya akan ditunda semua. Pasalnya, pasar sedang tidak kondusif. Kalau nantinya dijual murah, kan sayang. Lebih baik menunggu market lagi bagus.

Kecenderungannya IPO saat ini tidak menguntungkan?

Kalau marketnya tidak ada perubahan seperti sekarang ini, tidak menguntungkan. Kecuali, kalau trennya berubah, komoditas mulai pulih, keuntungannya akan maksimal. Siapa tahu kan ada perubahan fundamental lagi, CPO kembali naik. Tapi, memang persiapan harus dilakukan dari sekarang. Mana yang akan dijual keputusannya itu kan ada di pemerintah.

Bukankah pasar sudah mulai pulih?

Sekarang market memang sudah lumayan membaik (recover). Tapi, kita nggak tahu apakah ini sudah titik terendah atau masih bergejolak. Kalau marketnya masih bergejolak seperti sekarang ini takutnya nggak ada yang melirik, akhirnya dijual murah. Tapi biasanya mereka melakukan bibit dulu. Kalau bibit harganya murah, sayang saja.
Jadi, kalau market membaik dan kalau memaksa akhir tahun ini, lihat saja situasinya. Kalau marketnya masih buruk sebaiknya ditunda. Kita lihat tren market saja, kalau misalnya market pada kuartal ketiga membaik kenapa tidak. Ini masih September, masih ada tiga bulan lagi, ya dipersiapkan saja.

Apakah IPO BUMN di akhir tahun ini dapat menggairahkan pasar bursa?

Tergantung sektornya. Kalau sektornya menarik, maka IPO itu akan menarik. Baja (Krakatau Steel) mungkin menarik, meskipun dia terkait komoditi. Tapi karena dia industri, jadi tidak masalah. Airline (Garuda) juga menarik. Kalau bicara suku bunga akan turun, Garuda itu menarik. Soalnya, pendapatannya akan meningkat kalau harga minyak turun. Saat ini banyak hage fund dan global investor masuk ke Airline karena mereka memprediksi ini menarik kalau harga minyak turun.

Artinya, prospek Garuda bagus untuk IPO akhir tahun ini?

Garuda bagus prospeknya kalau harga minyak murah, soalnya cost terbesarnya dari bensin, over head yang paling besar. Operasionalnya yang paling besar karena naik turunnya harga minyak.
Makanya pemerintah harus jeli juga melihat market. Jangan dipaksakan, misalnya karena sudah dijadwal. Mereka lihatnya ketika awal tahun perkebunan (PTPN) menarik. Untuk itu mereka prioritaskan perkebunan. Tapi sekarang sektor ini tidak terlalu menarik bagi investor. Kalau trennya berbalik seperti ini, harus disesuaikan juga. Mungkin yang menarik sekarang adalah saham-saham non-komoditas. Ya kita harus realistis juga kalau mau menjual aset BUMN.
Meski memiliki peluang, pandai-pandailah melihat market. Takutnya nanti tidak laku atau sahamnya murah, kan kasihan.

Seperti apa prediksi Anda terhadap situasi pasar tiga bulan ke depan?

Kalau menurut saya, tanda-tandanya sudah mulai kelihatan. Tadinya keruh banget, sekarang sudah ada titik terang di lorong jauh sana. Tapi, masih remang-remang juga. Pasalnya, masih ada ketidakpastian dari sisi komoditas yang harganya turun. Selain karena situasi finansial global. Tapi mungkin 2009 akan lebih baik dari pada 2008. kelihatannya sudah mulai membaik tapi tetap harus hati-hati. (E2)

Rabu, 17 September 2008


Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Misalnya saja pada Obligasi pemerintah Amerika yang disebut
"U.S. Treasury securities" diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut "surat utang" dan utang dibawah 1 tahun disebut "Surat Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).
Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan utang tetapi dalam bentuk sekuriti. "Penerbit" obligasi adalah merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang" obligasi adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan.
Pada beberapa negara, istilah "obligasi" dan "surat utang" dipergunakan tergantung pada jangka waktu jatuh temponya. Pelaku pasar biasanya menggunakan istilah obligasi untuk penerbitan surat utang dalam jumlah besar yang ditawarkan secara luas kepada publik dan istilah "surat utang" digunakan bagi penerbitan surat utang dalam skala kecil yang biasanya ditawarkan kepada sejmlah kecil investor. Tidak ada pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal istilah "surat perbendaharaan" yang digunakan bagi sekuriti berpenghasilan tetap dengan masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang . Obligasi memiliki resiko yang tertinggi dibandingkan dengan "surat utang" yang memiliki resiko menengah dan "surat perbendaharaan" yang memiliko resiko terendah yang mana dilihat dari sisi "durasi" surat utang dimana makin pendek durasinya memiliki resiko makin rendah.
Obligasi dan saham keduanya adalah merupakan instrumen keuangan yang disebut sekuriti namun bedanya adalah bahwa pemilik saham adalah merupakan bagian dari pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang obligasi adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi. Obligasi juga biasanya memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya ( terkecuali pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo.

Selasa, 16 September 2008

Warren Edward Buffet


Warren Edward Buffet, Chairman Berkshire Hathaway, adalah orang paling tajir di planet ini versi Forbes 2008 dengan kekayaan bersih lebih dari $60 milyar. Sebagai investor pasar saham terbesar di dunia, Buffet dikenal konservatif. Buffet tekun dan sabar “menunggu” sahamnya menghasilkan, walaupun itu harus dijalaninya puluhan tahun.Buffet muda bercita-cita terjun ke dunia investasi setelah terinspirasi buku klasik “Security Analysis” karya Benjamin Graham. Pada usia 26 tahun Buffet mendirikan Buffet Partnership Ltd. Konon waktu itu Buffet menjalankan usahanya dengan berpakaian piyama dan dari kamar tidurnya. Prospek-prospek pertamanya adalah para tetangga di sekitarnya.Beberapa paradox dari sang “Oracle of Omaha” ini, adalah:1. Salary-nya “cuma” $100.000 per tahun. Ini sangat kecil bila dibandingkan dengan gaji para eksekutif perusahaan top Amerika lainnya.2. Buffet tinggal di rumah yang sama selama 50 tahun. Nilai rumah dengan 3 kamar tidur ini $700.000. Rumah ini tidak memiliki dinding pembatas dan pagar. Buffet sudah cukup puas tinggal di rumah ini.3. Buffet menyumbangkan 83% kekayaannya untuk Bill & Melinda Gates Foundation.4. Buffet membeli saham pertamanya pada usia 11 tahun. Buffet menyesal, kenapa dia tidak mulai bisnisnya lebih dini lagi.5. Buffet membeli sebuah pertanian pada usia 14 tahun dari tabungannya sebagai loper koran.6. Buffet tidak memiliki sopir pribadi dan security. Ia mengendarai mobilnya kemana-mana sendirian saja.7. Buffet tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan jet pribadi terbesar di dunia.8. Buffet hanya menulis satu surat setiap tahun kepada para CEO-nya dan memberi target tahunan kepada mereka.9. Buffet tidak pernah mengadakan rapat harian seperti umumnya perusahaan.10. Aturan Buffet kepada para CEO-nya hanya dua: - Rule #1: do not lose any of your share holder’s money- Rule #2: do not forget rule #111. Buffet tidak memiliki HP. Ia juga tidak menggunakan komputer di meja kerjanya.12. Buffet tidak bergaul dengan kalangan kelas atas lainnya. Kegiatan senggangnya adalah menikmati popcorn dan menonton TV.13. Saran Buffet, hindari kartu kredit dan hutang bank.

Minggu, 14 September 2008

pemodal tak perlu panik

Pemodal Tak Perlu Panik

TAJUK Investor Daily, September 2008

Imbauan time to buy, mungkin sulit dipercaya lagi oleh pemodal. Harga saham yang terus meluncur ke bawah usai imbauan time to buy membuat pemodal ragu, kapan penurunan harga saham mencapai bottom price. Artinya, setelah mencapai titik terendah itu, harga saham kembali bergerak naik dan terus naik.

Namun, di tengah kepanikan itu, peluang justru semakin besar bagi pemodal cerdas. Semakin banyak orang panik dan melakukan panic selling, sehingga harga saham turun makin dalam, semakin besar peluang pemodal cerdas untuk meraih untung. Kondisi seperti saat inilah yang mereka nanti-nantikan. Pada saat harga turun, mereka membeli untuk jangka panjang atau minimal hingga saat harga kembali menanjak.

Jika kita memperhatikan grafik perkembangan harga saham sejak awal tahun, sedikitnya terdapat tujuh puncak dan enam lembah atau cekungan dalam. Pemodal yang cerdas menjual pada saat harga naik dan membeli pada saat harga turun. Pada saat harga saham bergerak naik menjelang puncak, mereka melakukan penjualan.

Pemodal yang kurang cerdas justru melepaskan saham pada saat harga menurun dan membeli pada saat bergerak naik. Ketika harga saham turun, mereka panik dan melego sahamnya pada harga rendah. Panic selling tidak pernah membawa keuntungan.

Ada cara lain untuk meminimalkan kerugian, yakni cut loss. Ketika harga saham dalam tren turun, pemodal yang tidak berorientasi jangka panjang bisa melego saham itu agar kerugian tidak terlalu dalam.

Pada saat harga di bawah harga jual, investor bisa membeli kembali. Cara ini tidak gampang. Karena bisa jadi ketika pemodal cut loss, saham justru bergerak naik. Ini semua membutuhkan kelihaian dengan dukungan data dan analisis yang piawai.

Tidak seorang pun tahu kapan bottom price terjadi. Karena itu membeli saham pada saat harga turun tidak cukup hanya didukung kecerdasan, melainkan juga modal yang cukup. Investasi di saham memang ajang kaum berduit.

Investor saham adalah orang-orang yang sudah berada di fase kedua menurut wealth management, yakni fase mengakumulasi kekayaan. Pemodal yang masih pada fase pertama, fase memproteksi kekayaan, belum layak berinvestasi di saham yang tingkat risikonya sangat tinggi karena pergerakan harga yang cenderung volatile.

Mereka yang masih berada di fase proteksi kekayaan tidak memiliki cukup dana nganggur. Dana mereka masih sangat dibutuhkan untuk membiayai kesehatan, pendidikan, bahkan kebutuhan sehari-hari. Jika harga saham turun, mereka sangat khawatir dan terjadilah panic selling. Apalagi pada saat harga saham turun, mereka membutuhkan dana cepat untuk membiayai kegiatan rutin. Mereka harus puas menyimpan dana di bank dan di reksa dana berpendapatan tetap.

Pemodal yang berada pada fase akumulasi kekayaan memiliki dana lebih yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Mereka bisa membeli saham untuk jangka panjang, menengah, dan pendek. Mereka bisa melakukan cut loss untuk membeli lagi pada harga yang lebih rendah. Pemodal dengan level kekayaan seperti ini tidak perlu panik saat harga saham ambruk.

Pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI anjlok 10,7%, tertinggi di antara bursa regional. Selama September 2008, IHSG terpangkas 16,7%. Pada perdagangan pekan lalu, indeks ditutup pada level 1.804,06, dan sempat anjlok di bawah 1.800. Dibanding harga tertinggi 9 Januari 2008, yakni 2.830,26, indeks merosot 34%.

Penurunan harga minyak mentah dan harga sejumlah komoditas mestinya hanya berpengaruh terhadap pergerakan harga saham emiten dengan bisnis inti migas dan komoditas. Tapi, yang terjadi, saham perusahaan lainnya, termasuk perusahaan manufaktur dan jasa, juga ikut terhempas.

Penurunan indeks disebabkan juga oleh pemodal yang terjebak margin trading selain hengkangnya hot money akibat lonjakan inflasi yang menandakan kondisi makro ekonomi dalam negeri mulai memburuk. Selain itu, perusahaan sekuritas yang didera kesulitan keuangan melikuidasi saham-saham mereka seperti halnya Lehman Brothers.

Meski belum tahu kapan bottom price, pemodal cerdas yang masuk fase akumulasi kekayaan, layak mengoleksi saham-saham berkinerja bagus yang diobral jauh di bawah harga wajar. Kita dukung imbauan buy back saham-saham BUMN oleh Menneg BUMN. Kejatuhan harga saham yang amat dalam adalah momentum untuk shopping. ***

Selasa, 02 September 2008

jadi kaya? anda harus "puasa"

Jadi Kaya? Anda Harus "Puasa"!
Tuesday, September 02, 2008

Setiap kali datang bulan dimana ibadah puasa dijalankan, saya sebagai seorang non muslim turut dalam kesenangan menjalankan masa puasa itu. Buat saya masa itu, sebagai sebuah refleski diri tentang banyak hal. Dari mulut yang mudah sekali berteriak dan mengucapkan kata-kata tak senonoh, sampai kehidupan keuangan yang tak terkontrol, tentu termasuk mengontrol konsumsi makanan yang acapkali banyak tak bergunanya untuk kesehatan. Tentu, tak lupa melihat kembali betapa beruntungnya kehidupan saya, dan seringkali lupa dengan banyak orang yang berkekurangan.
Secara singkat, masa puasa merupakan waktu saya untuk memikirkan kekayaan. Kekayaan duniawi yang tidak berakhir dengan memiliki account di tiga bank local dan tiga bank di luar negeri, tetapi juga kekayaan batin, yang memampukan saya melihat setiap situasi dengan kacamata yang lebih bijaksana. Justru yang disebut terakhir lah yang memampukan yang duniawi terwujud.
Maka ketika hari berpuasa sedang dijalankan, saya menyarankan Anda duduk dengan tenang untuk tidak hanya merenungkan ke dua kekayaan di atas, tetapi kemudian melakukan eksekusinya. Karena dahulu, saya itu senangnya cuma merenung, memiliki impian besar tetapi tak pernah menjalankan eksekusinya. Karena, mimpi dan merenung itu enak. Diam saja dan membiarkan pikiran terbang kemana-mana, sedangkan action untuk mewujudkannya lebih banyak menderita dan jalan panjang yang berliku serta naik dan turun itu melelahkan batin, dan berakhir dengan tidak terwujudnya mimpi besar itu. Dan kemudian merenung lagi, bermimpi lagi. Meski versinya berbeda.
Maka dari pada saya hanya mengumpulkan mimpi saja dan menjadikannya beberapa seri mimpi, maka sejak tiga tahun belakangan saya berhenti bermimpi dan melihat kembali pada buku mimpi itu dan melakukan actionnya. Jadi saya tak lagi menciptakan mimpi baru, tetapi mewujudkan mimpi lama saya. Salah satunya menjadi kaya. Fisik dan jiwa.
Kaya. Kata itu seperti seks. Semua orang berminat untuk itu. Bahkan kadang ada yang ketagihan. Anda tak percaya? Coba perhatikan artikel saya di situs ini, berapa banyak yang membaca tulisan yang berhubungan dengan kaya? Banyak sekali, saudara-saudara, apalagi kalau dibandingkan artikel yang lainnya. Maka kali ini saya akan membicarakan bagaimana menjadi kaya. Anda tak perlu membaca banyak buku untuk itu. Anda hanya perlu mengontrol diri Anda. Anda perlu puasa, dari berbagai macam hal.
Dan kalau masa berpuasa berakhir, kontrol diri Anda tak berarti memiliki masa kadaluwarsa hanya tiga puluh hari semata. Anda mau kaya seumur hidup? Maka jalani masa puasa seumur hidup juga! O..o..saya tak mau mendengar Anda mengeluh berpuasa seumur hidup. Karena kalau Anda berhenti, bisa jadi kekayaan Anda hilang bersama berhentinya Anda berpuasa.
Berpuasalah dari bermimpi terlalu muluk. Lihat kemampuan Anda. Saya dicekoki dengan peribahasa raihlah cita-citamu setinggi langit. Saya merasa dikibuli dengan peribahasa itu. Untuk pergi ke langit saya memerlukan kemampuan. Dan kemampuan saya dengan Anda berbeda bak langit dan bumi. Saya jadi frustrasi, karena Anda bisa setinggi lamgit, saya cuma setinggi dengkul. Karena saya baru menyadari pergi ke langit memerlukan senjata. Kepandaian, kejelian, sensitivitas dan sebagainya. Maka dahulu saya protes sama Tuhan, mengapa orang lain pandai, dan saya tidak. Dan sampai pada hari ini, saya tak selalu iri pada orang pandai, dan bukan pada orang kaya. Maka kalau Anda tidak mampu, Tanya pada mereka yang mampu.Uang Anda harus bertumbuh. Anda juga harus belajar meski tak bisa mengalahkan yang pandai. Yang penting menumbuhkan kekayaan tak bisa dengan kepala kosong.
Berpuasalah dari tidak memiliki rencana jangka pendek dan panjang. Membuat rencana berapa pun jangkanya, Anda yang menentukan, bukan orang lain. Penentuan ini didasari tiga hal penting. Besarnya income yang Anda miliki, besarnya pengeluaran, dan keinginan yang Anda cita-citakan. Teman saya hanya punya income lima juta rupiah, setelah dipotong biaya pengeluaran ia hanya mengantongi satu juta rupiah saja, dan ia bercita-cita tinggal di apartemen karena bosan tinggal di kos-kosan. Harga sewa apartemen saja sudah sudah dua juta perbulan tanpa perabotan. Dia mengsms saya, dengan kalimat penutup, pusying akyu, Mas.
Tentu saja pusing. Karena ia membiarkan dirinya dipusingkan dengan cepat-cepat mewujudkan rencana jangka panjangnya pada rencana jangka pendek. Saya menyarankan ia untuk tidak membuat alasan kebosanan menjadi alasan untuk membiarkan dirinya kelabakan. Itu yang dahulu terjadi pada hidup saya, mau cepat-cepat enak. Tak mau susah lama-lama.
Berpuasalah dari berpikir menjadi kaya itu adalah semudah membalikkan tangan, kecuali Anda memang beruntung punya orang tua kaya raya seperti teman saya, yang sekarang sudah mencapai usia 34 tahun masih belum punya pekerjaan dan asik-asik mengelilingi bumi bersama teman-temannya. Atau Anda memang jadi simpanan orang kaya raya. Itu lain persoalannya.
Anda lihat sekarang ini, saat Anda menjalankan ibadah puasa. Anda harus bangun pagi sekali, kemudian tetap melakukan aktifitas seperti biasa, tidak ada acara makan siang selama tiga puluh hari, baru menyantap makanan setelah sekian jam.. Hari-hari pertama mungkin susah sekali untuk menjalankannya, karena selama sekian bulan Anda bisa tidur dan bangun dengan nyaman, bisa makan siang sambil mengobrol dengan teman dengan mengkorup waktu isitrahat yang satu jam menjadi dua jam dan mengatakan pada bos Anda, kalau sedang bersama klien, bernama pacar, teman atau bahkan kakak sendiri. Tetapi setelah itu, Anda akan merasakan hasilnya. Penguasaan diri. Dan saya yakin, setelah berat bangun pagi-pagi beberapa hari pertama, maka rasa berat itu menjadi hilang karena tubuh Anda sudah terbiasa karenanya.
Jadi terbiasalah dengan kedisplinan Anda berpuasa. Anda tak lagi merasakan itu menjadi sebuah beban. Investasi, menabung, mengontrol pengeluaran, hanya merupakan sekian cara berpuasa dari hidup yang menghamburkan dari hal-hal yang tak berguna. Percaya saya, Anda akan kaya. Saya sudah melewati masa itu. Masa berpuasa, maksudnya, dan sekarang saya masih tetap menjalankannya. Oleh karenanya, saya sekarang kaya. Seperti dalam artikel saya yang terdahulu, kaya adalah sebuah situasi dimana Anda memiliki status keuangan yang sehat. Berpuasalah!

Senin, 01 September 2008

PT. Danareksa

Penjelasan Mengenai Pemberlakuan Perpajakan atas Bunga Obligasi Reksa Dana

Wednesday, August 13, 2008

Dengan hormat,
Sehubungan dengan rencana Pemberlakuan Perpajakan atas Bunga Obligasi Reksa Dana, maka bersama ini dapat kami sampaikan penjelasan dan langkah-langkah yang telah diambil sebagai berikut:


Seluruh Manajer Investasi yang tergabung dalam Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) bersama-sama dengan BAPEPAM tengah melakukan kajian dan diskusi secara intensif dengan Pemerintah mengenai tata cara pengenaan PPh atas bunga dan diskonto obligasi agar dikenakan PPh bersifat final dengan besaran tarif yang kompetitif.


APRDI bersama-sama dengan BAPEPAM juga sedang melakukan kajian dengan Pemerintah perihal aturan peralihan untuk menentukan saat berlakunya pengenaan PPh secara final. Dalam hal ini, tengah diupayakan agar pengenaan PPh final tidak dikenakan secara berlaku surut pada reksa dana yang telah memperoleh ijin usaha sebelum tahun 2009.

Pemerintah selalu dan sangat memperhatikan perilaku pasar serta kesinambungan usaha reksadana dalam menentukan tata cara dan aturan pengenaan PPh atas bunga dan diskonto obligasi.


Diharapkan, upaya tersebut dapat melindungi kepentingan para investor Reksa dana Obligasi dan Reksa Dana Terproteksi. Apabila terdapat perkembangan lebih lanjut dari upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh APRDI, kami akan segera menyampaikan informasinya. Demikian kami sampaikan dan atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih banyak.

Hormat kami,

PT Danareksa Investment Management



Priyo Santoso President Director

investasi saham

berinvestasi menurut saya yang penting adalah konsistensi, terutama dalam hal keuntungan yang kita terima. Semisal anda mau membeli sebuah perusahaan dan harus memilih satu diantara dua yang ditawarkan. Perusahaan A memiliki track record sales growth sebagai berikut :
Tahun 1 : 15%
Tahun 2 : 30%
Tahun 3 : -10%
Tahun 4 : 2%
Tahun 5 : -18%
Tahun 6 : 120%
Tahun 7 : 20%
Tahun 8 : -45%
Tahun 9 : anda berencana beli
Sedangkan Perusahaan B memiliki track record sales growth sebagai berikut :
Tahun 1 : 14.25%
Tahun 2 : 14.30%
Tahun 3 : 13.50%
Tahun 4 : 14.00%
Tahun 5 : 13.00%
Tahun 6 : 14.25%
Tahun 7 : 14.00%
Tahun 8 : 15%
Tahun 9 : anda berencana beli
Dari kedua perusahaan tersebut, mana yang hendak anda beli semisal harus memilih satu? Memang ini jawaban yang sangat dipengaruhi oleh sifat, kepribadian dan emosi masing masing kita. Namun saya kok yakin mayoritas akan memilih Perusahaan B meski masing masing perusahaan memiliki average sales growth sekitar 14%-14.25%. Alasan utamanya adalah satu; yaitu kita dapat membuat prediksi yang lebih menyakinkan atas sales growth di Perusahaan B dibanding Perusahaan A. Dan menurut saya prediksi ini sangat penting karena saat kita membeli suatu perusahaan, kita sebenarnya membeli prospek perusahaan itu dalam menghasilkan keuntungan di masa depan.Dalam kasus Perusahaan A, kelihatannya kita akan lebih sulit menebak sales growth di masa depan dibanding Perusahaan B.Begitu juga alasan utama saya membeli saham KO; konsistensi sehingga saya dapat memprediksi dengan tingkat keyakinan lebih tinggi dibanding saham YHOO, GOOG atau pun AAPL. (Namun jangan salah artikan saya benci ketiga saham teknologi tersebut. Saya malah sempat membeli saham AAPL di harga $175an dan menjual di $190an tepat dua minggu sebelum AAPL terjun bebas ke $120an. Nantikan TradeJournal saya yang akan membahas alasan & latar belakang saya membeli AAPL)Intinya adalah saya sangat SUKA KONSISTENSI dan sangat BENCI KETIDAK PASTIAN.TUJUAN UTAMA INVESTASICoba anda sekarang mengambil pinsil dan kertas kosong. Saya akan memberikan sebuah pertanyaan dan tolong anda jawab dengan jujur.Pertanyaan saya adalah :
“Menurut anda, apakah tujuan paling utama dalam berinvestasi
(the ultimate goal of investing)?”....


Coba pikirkan sebentar....


Tidak usah terburu buru untuk scroll down mencari jawaban....



Pikirkan dengan matang;



apa sih tujuan utama dalam berinvestasi?....




Saya tahu anda masih belum menuliskan jawabannya....





Sekali lagi saya berikan kesempatan sebelum anda melihat jawabannya;


tolong pikirkan menurut anda apa tujuan berinvestasi?....



Sudah memberikan jawaban?....




Mari kita liat jawabannya?....



Saya tidak akan memberikan jawaban dari saya sendiri, tapi dari orang terkaya nomor satu di dunia. Jika saya yang menjawab rasanya kurang afdol karena saya belum kaya. Mari kita belajar dari orang terkaya di dunia yaitu Warren Buffett.Ketika ditanya apa tujuan utama dalam berinvestasi, Buffett memberikan dua jawaban.
Pertama, don’t loose your money. Kedua, see reason number one.Buffett mengatakan bahwa tujuan berinvestasi itu sebenarnya agar kita tidak kehilangan uang. Baik dalam arti mengalami kerugian atau uang kita digerogoti inflasi. Sangat menarik Buffett tidak mengatakan tujuan investasi adalah MENDAPAT UNTUNG (saya yakin 90% menjawab ini di sepotong kertas tadi. Saya pun menulis demikian).Ternyata orang terkaya di dunia mengatakan tujuan investasi yang utama adalah melindungi harta kita. Jika pola pikir seperti ini, keuntungan akan datang dengan sendirinya. Awalnya saya sulit memahami hal ini. Menurut saya jawaban Buffett adalah JAWABAN YANG ANEH!!Namun setelah berpikir lebih jauh akhirnya saya memahami pola pikir Buffett. Saya melihat dengan memiliki tujuan tersebut maka pola investasi kita akan :1. Sangat berhati hati dalam memilih saham agar saham yang dipilih adalah saham yang secara fundamental bagus (ini menghindari membeli saham “yang katanya” mau ditarik)2. Lebih memperhatikan kinerja perusahaan dibanding pergerakan harga saham. Saya akan memberikan alasan mengapa yang perlu diperhatikan adalah kinerja perusahaan, bukan pergerakan harga saham).Dengan pola pikir ini kita akan sangat berhati hati dalam berinvestasi. Menjadi lebih serius dalam memilih saham. Karena ini harta kita. Kalau sampai ceroboh memilih saham maka akan rugi. Kalau rugi maka harta kita akan berkurang. Kalau harta berkurang artinya kita MENJADI LEBIH MISKIN SETELAH BERINVESTASI dibanding sebelum berinvestasi. Lah kalo setelah berinvestasi jadi lebih miskin ngapain dong kalo gitu investasi?KONSISTENSI YANG KONSISTENArtinya, saat kita berinvestasi kita harus yakin pilihan yang kita ambil akan menambah kekayaan kita, bukan malah mengurangi. Untuk itu ikuti nasihat Buffett, jangan sampai kehilangan uang.Entah benar entah salah, saya berpendapat salah satu cara untuk jangan sampai kehilangan uang adalah dengan memilih investasi yang kita yakin akan menambah uang kita. Bagaimana kita yakin? Dengan memilih investasi yang KONSISTEN dapat kita prediksi tingkat keuntungannya. Dan sayangnya, hampir sebagian besar saham yang masuk kategori ini adalah saham saham yang menurut nasabah saya itu boring. Buat saya, kinerja perusahaan yang bagus harus berasal dari kinerja operasional dan bukan dari yang lain nya. Kalau mau menilai kinerja seorang tukang baso ya harus dari berapa mangkok yang berhasil dia jual. Kan sangat aneh kita bilang kinerja tukang baso bagus karena dia sering jual beli gerobak baso (makanya saya sangat tidak mengerti mengapa perusahaan yang kerjanya jual beli anak perusahaan dibilang bagus.) Tapi ini memang pandangan pribadi saya lo. Seperti yang saya sering bilang, I’m just a very simple man. My brain cannot understand complicated things. Kalo tukang baso ya jualan baso, jangan jual beli gerobak baso.Sehingga menurut saya, suatu saham yang memberikan konsistensi adalah saham yang sesuai dengan tujuan utama investasi; yaitu tidak kehilangan duit.POWER OF COMPOUNDINGSaya akan memberikan ilustrasi atas pentingnya suatu konsistensi dalam jangka panjang. Namun sebelum saya sampai ke sana saya ingin bertanya sesuatu.

Bayangkan anda membeli suatu saham XYZ hari ini. Eh ternyata besok saham anda turun 50%. Namun untungnya di hari ketiga saham anda kembali naik 50% (hari 1 beli, hari 2 turun 50%, hari 3 naik 50%). Pertanyaannya adalah : apakah saat hari ketiga saham anda naik 50% anda akan kembali modal?Jika anda menjawab “ya” sayang anda salah. Bayangkan di hari 1 anda beli saham XYZ seharga Rp 1,000. Hari kedua turun 50% menjadi Rp 500. Hari ketiga naik 50% (50% dr Rp 500 = Rp 250) maka saham anda menjadi Rp 750. Loh masih rugi dong. Hahahahaa …. Bingung?Ternyata jika saham anda turun 50%, maka untuk kembali modal perlu naik 100%.
Coba kita ambil contoh pergerakan dua macam harga saham. Yang satu konsisten yang satu sangat volatile meski sama sama memiliki average yang sama.Dalam contoh di atas masing masing memiliki average growth 3%. Namun coba kita lihat untuk saham Konsisten saat anda membeli $1,000 dan dengan average growth 3% pada tahun kelima saham anda bernilai $1,159. Sedangkan pada saham volatile meski average growth sama sama 3% namun pada tahun kelima saham anda hanya bernilai $207.Inilah mengapa saya SANGAT MENYUKAI KONSISTENSI dan TIDAK SUKA KETIDAK PASTIAN.Nah sekarang coba anda bayangkan saat ini anda berumur 25 tahun dan berencana melakukan investasi senilai
$1,000 (Rp 9 juta dengan kurs IDR/USD = Rp 9,000) sebagai uang pensiun anda saat umur 55 (masa investasi 30 tahun). Anggap saja average return per tahun 15% maka uang anda akan berkembang menjadi :
Tahun 1 : $1,150 (Rp 10,350,000)
Tahun 5 : $2,011 (Rp 18,102,214)
Tahun 10 : $4,045 (Rp 36,410,019)
Tahun 20 : $16,366 (Rp 147,298,836)
Tahun 30 : $66,6211 (Rp 595,905,947)
Dalam 30 tahun uang anda bertumbuh sebesar 6,621%.

Coba sekarang bayangkan investasi awal anda sebesar
$10,000 (Rp 90 juta) dan anda bisa menghasilkan average return 20% per tahun.
Dalam tahun ke 30 uang anda akan berkembang biak menjadi $2,373,763 (Rp 21,36 milyar) atau bertumbuh 23,737% …
ya DUA PULUH TIGA RIBU PERSEN.


Disini terlihat bagaimana konsistensi merupakan cara kita memiliki pohon duit. Yang penting bagaimana anda KONSISTEN selama 30 tahun memperoleh return 20%.MENGAPA SAYA SUKA ‘BORING’ STOCKMengapa saya suka saham yang membosankan? Pertama, saya dapat memprediksi konsistensi dari saham jenis ini. Kedua, dengan menggabungkan power of compounding maka saya akan memiliki pohon duit.Masih ingat saat saya membeli saham Coca Cola (KO) kemarin. Ringkasnya saya membeli saham KO di harga $60.14 sebanyak 100 lembar (jumlah saham & kontrak option disamarkan) serta melakukan sell call option VKOAN strike price $70 yang akan jatuh tempo January 2009 di harga $1.35 sebanyak 1 kontrak.Modal atas kedua transaksi terbut adalah $6,014. Dalam trading plan saya, rata rata keuntungan yang saya harapkan per tahunnya sebesar 15.87%.Mari kita masukan dalam pohon duit kita. Uang saya akan berkembang biak :
Tahun 1 : $6,968
Tahun 5 : $12,560
Tahun 10 : $26,234
Tahun 20 : $114,441
Saya berencana pensiun pada umur 55 (20 tahun dari sekarang).
Saat itu saham KO saya akan bernilai $114,441 atau naik 1,902%!!!!20 tahun lalu orang minum Coca Cola dan saya yakin dalam 20 tahun ke depan orang masih minum Coca Cola sehingga KONSISTENSI sales growth KO dapat saya prediksi dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi dibanding Google (20 tahun lalu mungkin belum banyak orang yang mengenal search engine; siapa yang menjamin 20 tahun ke depan orang masih membutuhkan search engine).Karena alasan ini saya sangat suka kepada saham yang membosankan. Tidak perlu pusing! KONSISTENSI dan PREDICTIBILITY … itulah jawabannya. Saya dapat memPREDICT growth dari saham yang membosankan dan saya yakin growth tersebut akan KONSISTEN dalam jangka waktu investasi saya.

PENUTUP
Ada dua cara untuk sukses berinvestasi dalam saham. Cara pertama, anda tiap tahun mencari dan menebak exoctic stock tahun ini apa. Apa saja saham yang “katanya” mau ditarik bandar? Jika ini saya lakukan, maka setiap tahun selama 20 tahun saya harus pusing mencari, menghitung dan menebak mau beli saham apa saja. Dan saya berharap selama 20 kali memilih saham saya tidak pernah salah. Karena kalau sampai salah, ingat untuk mengembalikan kerugian tahun ini maka tahun depan keuntungan harus dua kali lipat (jika minus 50% maka butuh plus 100% untuk balik modal).Atau ada cara kedua. Saya hanya perlu mencari saham yang membosankan, saham yang produknya dalam 20 tahun lalu dibutuhkan dan dalam 20 tahun ke depan masih dibutuhkan. Dalam hal ini dalam 20 tahun saya hanya perlu berpikir sekali saja (bagiamana memilih saham jenis ini akan saya tulis dalam artikel berikutnya).Cara pertama, mikir 20 kali dalam 20 tahun. Pusing 20 kali dalam 20 tahun. Cara kedua, mikir satu kali dalam 20 tahun. Pusing satu kali dalam 20 tahun.Apapun pilihan anda, pastikan sesuai dengan karakter anda. Tidak ada cara yang benar dan salah dalam pola investasi. Apapun polanya, tujuan akhir haruslah melindungi harta anda. Namun untuk saya sendiri, saya memilih cara kedua. Selamat berinvestasi.





DISCLAIMER.Salam Sejahtera,
Danny Eugene

mengenal obligasi

OBLIGASI

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
1) Dilihat dari sisi penerbit :
a) Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b) Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c) Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a) Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b) Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c) Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d) Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3) Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a) Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b) Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c) Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d) Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya
a) Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
- Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
- Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
- Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b) Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5) Dilihat dari segi nilai nominal
a. Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a. Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
- Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
- Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan

Karakteristik Obligasi :
Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.
Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
Harga Obligasi :
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta
at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Yield Obligasi :
Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.