Minggu, 21 September 2008

IPO


22/09/2008 02:17
IPO? Pemerintah Harus Realisitis
David Sumual
Ahmad Munjin
INILAH.COM, Jakarta – DPR dan pemerintah akhirnya menyetujui privatisasi tiga BUMN yakni PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel dan PT Bank Tabungan Negara (BTN). Namun, pemerintah harus tetap jeli mencermati pasar dan tidak boleh memaksakan terselenggarakannya IPO.
Hal itu diungkapkan analis Danareksa Research Institute David E Sumual kepada INILAH.COM. Menurutnya, meski peluang penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) terbuka lebar, pemerintah harus pandai-pandai melihat kondisi pasar.
“Pasalnya, pasar sedang tidak kondusif. Kalau nantinya dijual murah, kan sayang. Lebih baik menunggu market lagi bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut David mengatakan kalau saat ini market memang sudah membaik (recover). Tapi, belum dapat dipastikan apakah ini sudah titik terendah atau masih bergejolak. IPO dalam keadaan market buruk, tidak akan menguntungkan perseroan. Kecuali trennya berubah, harga komoditas mulai pulih, maka keuntungan IPO dapat dimaksimalkan.
Ia pun menilai pemilihan Krakatau Steel dan Garuda untuk IPO saat ini adalah tepat. Kendati harga komoditas terus merosot, tapi industri baja KS masih mempunyai prospek positif karena ekspektasi tingginya permintaan baja. Sedangkan IPO Garuda cukup menjanjikan terkait harga minyak yang kini berada dalam tren melemah. Hal ini mengingat bensin menjadi baiya terbesar sektor penerbangan. Berikut ini petikan lengkap wawancaranya.

Apa tanggapan Anda atas disetujuinya privatisasi tiga BUMN oleh DPR ?

Ya. Itu tidak jadi ditunda. Meskipun market seperti ini, pemerintah tetap saja ingin IPO. Saya mengira akan ditunda semua, seperti yang waktu itu Menneg BUMN (Sofyan Djalil) bilang.
Ini rencana mereka awal tahun sebenarnya. Dan dari sisi APBN tidak ada keterdesakan untuk buru-buru IPO. Kalau menurut saya nantinya akan ditunda semua. Pasalnya, pasar sedang tidak kondusif. Kalau nantinya dijual murah, kan sayang. Lebih baik menunggu market lagi bagus.

Kecenderungannya IPO saat ini tidak menguntungkan?

Kalau marketnya tidak ada perubahan seperti sekarang ini, tidak menguntungkan. Kecuali, kalau trennya berubah, komoditas mulai pulih, keuntungannya akan maksimal. Siapa tahu kan ada perubahan fundamental lagi, CPO kembali naik. Tapi, memang persiapan harus dilakukan dari sekarang. Mana yang akan dijual keputusannya itu kan ada di pemerintah.

Bukankah pasar sudah mulai pulih?

Sekarang market memang sudah lumayan membaik (recover). Tapi, kita nggak tahu apakah ini sudah titik terendah atau masih bergejolak. Kalau marketnya masih bergejolak seperti sekarang ini takutnya nggak ada yang melirik, akhirnya dijual murah. Tapi biasanya mereka melakukan bibit dulu. Kalau bibit harganya murah, sayang saja.
Jadi, kalau market membaik dan kalau memaksa akhir tahun ini, lihat saja situasinya. Kalau marketnya masih buruk sebaiknya ditunda. Kita lihat tren market saja, kalau misalnya market pada kuartal ketiga membaik kenapa tidak. Ini masih September, masih ada tiga bulan lagi, ya dipersiapkan saja.

Apakah IPO BUMN di akhir tahun ini dapat menggairahkan pasar bursa?

Tergantung sektornya. Kalau sektornya menarik, maka IPO itu akan menarik. Baja (Krakatau Steel) mungkin menarik, meskipun dia terkait komoditi. Tapi karena dia industri, jadi tidak masalah. Airline (Garuda) juga menarik. Kalau bicara suku bunga akan turun, Garuda itu menarik. Soalnya, pendapatannya akan meningkat kalau harga minyak turun. Saat ini banyak hage fund dan global investor masuk ke Airline karena mereka memprediksi ini menarik kalau harga minyak turun.

Artinya, prospek Garuda bagus untuk IPO akhir tahun ini?

Garuda bagus prospeknya kalau harga minyak murah, soalnya cost terbesarnya dari bensin, over head yang paling besar. Operasionalnya yang paling besar karena naik turunnya harga minyak.
Makanya pemerintah harus jeli juga melihat market. Jangan dipaksakan, misalnya karena sudah dijadwal. Mereka lihatnya ketika awal tahun perkebunan (PTPN) menarik. Untuk itu mereka prioritaskan perkebunan. Tapi sekarang sektor ini tidak terlalu menarik bagi investor. Kalau trennya berbalik seperti ini, harus disesuaikan juga. Mungkin yang menarik sekarang adalah saham-saham non-komoditas. Ya kita harus realistis juga kalau mau menjual aset BUMN.
Meski memiliki peluang, pandai-pandailah melihat market. Takutnya nanti tidak laku atau sahamnya murah, kan kasihan.

Seperti apa prediksi Anda terhadap situasi pasar tiga bulan ke depan?

Kalau menurut saya, tanda-tandanya sudah mulai kelihatan. Tadinya keruh banget, sekarang sudah ada titik terang di lorong jauh sana. Tapi, masih remang-remang juga. Pasalnya, masih ada ketidakpastian dari sisi komoditas yang harganya turun. Selain karena situasi finansial global. Tapi mungkin 2009 akan lebih baik dari pada 2008. kelihatannya sudah mulai membaik tapi tetap harus hati-hati. (E2)